Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Pembatasan BBM di Seluruh Jawa

Kompas.com - 24/02/2011, 17:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo menegaskan, pihaknya merasa nyaman dengan pembatasan konsumsi bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi tahap awal yang dilakukan langsung di seluruh pulau Jawa, bukan terbatas di Jabodetabek. Langkah itu diharapkan akan benar-benar menekan pembengkakan volume BBM bersubsidi.

" Kalau memang Pak Hatta (Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa) menegaskan sudah ditunda (pembatasan BBM bersubsidi pada 1 April 2011), itu karena hasil kajian pemerintah menunjukkan bahwa keefektipannya tidak dapat diyakini prima," ungkap Agus di Jakarta, Kamis (24/2/2011), seusai menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI.

Menurut Agus, Kementerian Keuangan sebenarnya sudah memasukkan rencana pembatasan BBM bersubsidi itu dalam jadwal anggarannya, yakni menekan volume BBM bersubsidi tidak melebihi 38 juta kilo liter. Jika ternyata pembatasan BBM bersubsidi itu batal dilaksanakan pada 1 April 2011, bukan berarti rencana pembatasan itu dibatalkan sama sekali.

"Tetap akan ada pembatasan, namun hanya menunggu konsepnya lebih matang. Mungkin bukan se-Jabodetabek, tetapi langsung di seluruh pulau Jawa. Akan tetapi, memang seharusnya mulai ada pembatasan. Supaya sesuai dengan komitmen kami bahwa memang subsidi tetap akan diberikan kepada yang memang berhak untuk menerima subsidi," ujarnya.

Pembatasan BBM bersubsidi membutuhkan investasi Rp 84,5 miliar. Dana ini untuk membangun sarana dan fasilitas depot BBM non-subsidi. Rinciannya, pembangunan depot di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Rp 1,5 miliar. Untuk seluruh Jawa dan Bali, dana yang dibutuhkan sebesar Rp 23,5 miliar. Adapun untuk kota-kota besar di Sumatera membutuhkan dana Rp 10 miliar.

Sementara itu, dana yang dibutuhkan untuk seluruh Sumatera sebesar Rp 21 miliar, kota-kota besar Kalimantan sebesar Rp 9 miliar, dan kota-kota besar Sulawesi sebesar Rp 4,5 miliar. Untuk Sulawesi, Maluku, dan Papua, dan yang dibutuhkan Rp 15 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com