Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangkaplah Tuna dengan Layang-Layang

Kompas.com - 27/02/2011, 20:05 WIB

KOMPAS.com - Bisakah menangkap tuna dengan layang-layang? Bisa. Nelayan di wilayah Candi, kota Bitung, Sulawesi Utara telah mempraktekkannya. Bisa dikatakan, cara ini adalah modifikasi dari sistem pancing ulur (handline).

Mustafa, salah satu nelayan penangkap tuna di Bitung mengungkapkan, "Ini bisa tangkap tuna lebih cepat. Kita pakai untuk tangkap tuna yang sedang main-main (ada di dekat permukaan air)."

Dengan cara ini, alat yang dibutuhkan adalah benang pancing, layang-layang serta mata kail yang dilengkapi ikan tiruan terbuat dari plastik. Mata kail yang digunakan bercabang 3 dan berbentuk huruf J.

Cara memancingnya mirip dengan bermain layang-layang. Satu benang dikaitkan pada satu sisi layang-layang untuk dikendalikan oleh nelayan. Satu benang lagi terdapat di sisi lainnya untuk dihubungkan dengan mata kail.

"Kalau mancing kita tinggal tarik-tarik saja seperti bermain layangan," kata Mustafa. Ketika ditarik, mata kail yang berupa ikan palsu akan meloncat, sehingga bergerak mirip dengan ikan. Gerakan ini akan memacu tuna datang mengejar dan akhirnya terjebak.

Mustafa mengaku, memancing ikan dengan cara ini hanya butuh waktu singkat. "Pakai ini 3 jam sudah pasti dapat ikan, lebih cepat," katanya. Saat ini, rata-rata Mustafa mendapat 7 ekor tuna per kali melaut.

Ikan yang didapat biasanya dijual ke industri yang mengolah tuna. Untuk kualitas tuna terbaik (grade A), harganya saat ini mencapai Rp 38.000 per kilogram. Jumlah tangkapan ikan sendiri saat ini tengah menurun.

Ramah lingkungan

Cara penangkapan dengan handline, seperti yang dilakukan Mustafa, memiliki selektifitas lebih tinggi daripada jaring dan rawai (longline). Selektifitas alat pancing membantu meminimalkan ikut terpancingnya spesies yang tak menjadi target (bycatch).

Salah satu permasalahan yang mengemuka dalam penangkapan tuna adalah bycatch penyu. Penentuan alat pancing beserta jenis mata kail yang tepat sangat membantu untuk meminimalkan bycatch ini.

Alat pancing dengan layang-layang disebut juga kite line. Sebenarnya, cara pancing ini bukan hal baru tetapi telah diterapkan oleh nelayan di Jakarta, Banten, serta Sulwesi. Biasanya, nelayan yang menggunakannya adalah nelayan dengan kapal kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com