Jakarta, Kompas -
Hal ini mencuat dalam diskusi ilmiah tentang ”Reinventing Productivity (Merumuskan Ulang Produktivitas)” yang diselenggarakan Direktorat Produktivitas dan Kewirausahaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta, Selasa (8/3). Turut hadir mantan Menteri Tenaga Kerja periode 1999-2001 Bomer Pasaribu, pendiri Yayasan Bina Swadaya Bambang Ismawan, dan Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Bappenas Rahma Iryanti.
”Saya gembira sekaligus khawatir dengan begitu dahsyat program pelatihan kewirausahaan oleh 17 kementerian. Tetapi, hanya 16 persen peserta yang sukses dari pelatihan ini sehingga harus ada perubahan pendekatan agar tidak sia-sia,” ujar Bomer.
Pemerintah semestinya memakai pendekatan kesuksesan peserta mengimplementasikan materi pelatihan. Artinya, pelaksana program harus terus mengawasi dan mendampingi peserta menerapkan materi pelatihan sampai mereka sukses berusaha.
Sebanyak 17 kementerian menjalankan program pelatihan kewirausahaan untuk menciptakan wirausaha-wirausaha baru.
”Rata-rata nasional hanya 16 persen peserta yang sukses. Target keberhasilan harus disusun dari awal agar program baik ini tidak
Saat ini, Indonesia baru memiliki sedikitnya 400.000 wirausaha menurut teori McClelland. Jumlah ini jauh tertinggal dibandingkan wirausaha baru China yang sudah mencapai 21 persen dari jumlah penduduk.
Kemennakertrans melatih 5.000 peserta tahun 2010 dan baru 20 persen yang sukses. Adapun tahun 2011, Kemennakertrans akan melatih 10.000 wirausaha baru dengan target kesuksesan 60 persen.
Direktur Produktivitas dan Kewirausahaan Kemennakertrans Yunani Roaidah mengungkapkan, peserta pelatihan yang sukses berwirausaha memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang kuat. Adapun peserta yang gagal, umumnya akibat tidak mendapat pembinaan berkelanjutan yang optimal.
”Dulu setelah mengikuti pelatihan, peserta dilepas begitu saja. Sekarang tidak. Kami akan terus membina dan memantau mereka,” ujar Yunani.