Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Minta Harga Produksi Gula Rp 8.546

Kompas.com - 30/03/2011, 03:54 WIB

Jakarta, Kompas - Petani tebu meminta pemerintah menaikkan harga pokok produksi gula Rp 2.196 per kilogram dari HPP 2010 sebesar Rp 6.350 per kg menjadi Rp 8.546 per kg. Penghitungan kenaikan HPP gula didasarkan atas kenaikan biaya pokok produksi gula 2011 yang saat ini besarnya Rp 7.769 per kg dalam kondisi iklim moderat.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen, Selasa (29/3) di Nganjuk, Jawa Timur, mengungkapkan, ada beberapa komponen yang memengaruhi naiknya HPP. Di antaranya kenaikan ongkos tebang angkut tebu dari ladang ke pabrik gula, rendahnya rendemen gula, rendahnya harga jual tetes tebu, kenaikan biaya sewa lahan, dan ongkos tenaga kerja.

Tahun 2010, misalnya, ongkos tebang angkut mencapai Rp 130.000-Rp 140.000 per ton. Ini terjadi akibat truk tebu tak bisa masuk ke ladang tebu. Bahkan, di Jawa Tengah dan Jawa Timur, petani yang memaksakan diri panen saat hujan harus mengeluarkan biaya tebang angkut Rp 280.000 per ton. ”Kenaikan biaya tebang angkut 2010 berkisar Rp 4 juta-Rp 20 juta per hektar,” katanya.

Untuk tahun 2011 ini, petani memproyeksikan biaya tebang angkut hanya Rp 70.000-Rp 80.000 per ton. Ini bisa dicapai kalau kondisi iklim moderat. Kalau iklim kembali ekstrem seperti 2010, sudah tentu akan lebih tinggi lagi. Terkait rendemen, petani memproyeksikan kandungan rendemen gula dalam tebu 6,2-6,6 persen untuk panen tahun ini. Hal ini sedikit lebih tinggi dibanding 2010 yang berkisar 5-6 persen. Bahkan, beberapa petani ada yang rendemen tebunya kurang dari 5 persen. Biaya sewa tanah juga naik. Saat ini sudah mencapai Rp 10 juta-Rp 12 juta per hektar.

Ketua Umum APTRI Arum Sabil meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar agar lebih fokus merevitalisasi pabrik gula. Produksi gula oleh pabrik gula BUMN kurang memuaskan. Kadar icumsa atau kadar keputihan gula terlalu tinggi, bahkan ada yang di atas 200. Gula itu basah dan tidak sehat. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com