Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Karet Sulit Remajakan Kebun

Kompas.com - 07/04/2011, 19:48 WIB

SEKAYU, KOMPAS.com - Petani karet di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengeluh tak mampu meremajakan kebun karena tak punya biaya. Akibatnya, hasil karet mereka rendah dan kesejahteraan sulit meningkat. Saat ini, sekitar 19.000 hektar lahan karet di Kabupaten Musi Banyuasin berusia tua.

Para petani karet yang kesulitan memperbaharui kebun adalah petani karet kecil dengan luas kebun antara 1-2 hektar. Usia pohon karet mereka umumnya lebih dari 25 tahun dan hasil produksi terus menurun setiap tahunnya.

Pasangaan petani karet dari Dusun IV Desa Pandan Dulang, Kecamatan L awang Wetan, Kabupaten Musi Banyuasin, Herman (55) dan Rokiyah (52) mengatakan, usia pohon karet di lahan seluas satu hektar miliknya telah lebih dari 30 tahun.

"Jumlah getah karet yang dihasilkan kebunnya sangat rendah, yaitu maksimal delapan kilogram karet basah sehari. Kalau pohon karet masih baik kondisinya, seharusnya bisa menghasilkan sampai dua kali lipatnya," tuturnya, Kamis (7/4/2011).

Pohon karet mulai menghasilkan getah pada usia tujuh tahun. Pada usia 25 tahun, pohon karet perlu diganti dengan bibit-bibit baru agar hasilnya tetap tinggi. Peremejaan kebun karet membutuhkan biaya tinggi, yaitu sekitar Rp 20-25 juta per hektar. Biaya ini meliputi penanaman bibit hingga perawatan selama tujuh tahun hingga kebun karet menghasilkan.

Hal yang sama diutarakan petani karet Desa Bandar Jaya, Kecam atan Batanghari Leko, Musi Banyuasin, Wati (40). Hingga saat ini, Wati belum bisa meremajakan kebun karetnya seluas sekitar satu hektar yang juga telah berusia lebih dari 25 tahun.

Karena hasil kebunnya sendiri sangat minim, Wati mencari penghasilan utama menjadi petani penyadap di kebun milik petani besar di desanya dengan sistem bagi hasil.

"Dari menyadap di kebun orang, sebulan saya dapat sekitar Rp 2 juta tiga bulan terakhir ini. Sebelumnya, dapatnya tak lebih dari Rp 1 juta sebulan," ucapnya.

Baik Wati maupun Herman dan Rokiyah mengaku tak punya uang untuk meremajakan kebunnya. Mereka kesulitan mencari pinjaman dari bank karena tidak mempunyai jaminan yang memadai.

Sebagian besar petani karet di Musi Banyuasin yang jumlah totalnya mencapai 98 ribu kep ala keluarga itu juga belum tergabung dalam kelompok tani maupun koperasi yang dapat memudahkan memperoleh tambahan modal bertani.

Selama ini, mereka juga belum pernah memperoleh bantuan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas kebun karet. Rendahnya getah yang dihasilkan oleh pohon karet tua membuat petani karet skala kecil kesulitan meningkatkan kesejahteraan.

"Meskipun harga karet saat ini tinggi, hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Belum bisa untuk menabung," tutur Rokiyah.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin, Rusli mengatakan, untuk membantu peremajaan kebun karet rakyat, pemerintah daerah sebenarnya telah mengadakan program satu juta batang bibit karet sejak tahun 2009.

Selain itu, terdapat pula program nasional pinjaman bunga ringan khusus revitalisasi kebun karet dengan jumlah pinjaman Rp 23 juta untuk tiap hektar kebun karet. Namun, kata Rusli, banyak petani belum dapat mengakses bantuan pinjaman ringan yang disediakan bank ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com