Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkan Suku Bunga?

Kompas.com - 18/06/2024, 20:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah diproyeksi bisa makin jatuh ke level Rp 16.800 per dollar Amerika Serikat (AS). Bila tidak ada intervensi, bukan tidak mungkin rupiah bakal terjerembab lebih dalam.

Pengamat mata uang dan komoditas Lukman Leong mengatakan, pasar nilai tukar dalam jangka menengah ini masih penuh ketidakpastian terutama dari Amerika Serikat.

Imbasnya, penguatan dollar AS telah menyebabkan sekeranjang mata uang terkoreksi, termasuk rupiah.

Baca juga: Rupiah Tembus Level Rp 16.400 Dipicu Kabar Prabowo Naikkan Rasio Utang hingga 50 Persen

Ilustrasi gedung bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. SHUTTERSTOCK/MDART10 Ilustrasi gedung bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

Lukman menjelaskan, tangguhnya dolar AS seiring pernyataan hawkish dari pejabat-pejabat the Fed terutama dari Jerome Powell selaku ketua dalam pertemuan FOMC, Rabu (12/6/2024) pekan lalu.

Sikap hawkish ini kembali diulangi oleh kepala the Fed Philadelpia, Harker, malam tadi yang mengatakan bahwa kemungkinan mereka hanya akan menurunkan suku bunga sekali sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan Desember.

Dari internal, fundamental rupiah juga makin goyah karena memang masih ada kekhawatiran dari data-data seperti ekspor impor dan penjualan ritel yang menunjukkan pelemahan permintaan, baik domestik maupun regional.

Ditambah lagi, sentimen risk-off di pasar ekuitas Indonesia ikut melemahkan mata uang garuda.

Baca juga: Rupiah Tertekan, Bank Mulai Jual Dollar AS Seharga Rp 16.500

“Apabila tidak ada perubahan pada sikap pejabat-pejabat the Fed, rupiah bisa melemah hingga Rp16.800 per dolar AS,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (18/6/2024).

Namun demikian, Lukman berharap bahwa keadaan akan semakin membaik seiring data ekonomi terutama inflasi AS telah menunjukkan moderasi ke level 3,3 persen secara tahunan pada Mei 2024.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com