Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disparitas Biaya Pokok Produksi Gula Tinggi

Kompas.com - 05/05/2011, 03:04 WIB

Jakarta, Kompas - Disparitas biaya pokok produksi gula kristal putih di Jawa dan luar Jawa tinggi. Kondisi ini disebabkan sebagian besar perkebunan tebu di luar Jawa lahannya berstatus hak guna usaha, sedangkan di Jawa lahan sewaan. Harga sewa lahan juga selisihnya besar.

Menurut staf ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Colosewoko, Rabu (4/5) di Jakarta, biaya pokok produksi gula di Jawa sebesar Rp 1.500-Rp 2.500 per kilogram lebih tinggi dibandingkan di luar Jawa. Hal ini karena 95 persen lahan perkebunan tebu di Jawa merupakan lahan milik rakyat dan sebagian besar dalam bentuk lahan sewaan. Harga sewa lahan di Jawa pun lebih mahal.

Biaya sewa per hektar lahan untuk tanaman tebu di lahan kering atau marginal sekarang mencapai Rp 10 juta per tahun. Harga sewa itu setara dengan Rp 2.500 per kilogram dari gula yang dihasilkan.

Berbeda dengan biaya pokok produksi gula di luar Jawa. Di luar Jawa biaya pokok produksi gula lebih murah, apalagi pabrik gula swasta di luar Jawa memiliki lahan sendiri dengan status hak guna usaha (HGU).

Penghitungan tim independen Dewan Gula Indonesia (DGI), Maret 2011, menunjukkan, biaya pokok produksi gula di Sumatera rata-rata Rp 5.524 per kilogram. Adapun di Sulawesi mencapai 5.846 per kilogram. Di Jawa, biaya pokok produksi gula di atas Rp 7.000 per kilogram.

Sekretaris DGI Bambang Priyono mengatakan, meskipun selisih biaya pokok produksi di Jawa dan luar Jawa tinggi, DGI melakukan penetapan biaya pokok produksi rata-rata nasional yang besarnya Rp 6.891 per kilogram. Harga rata-rata dihitung setelah dilakukan penyesuaian dan pembobotan.

Bambang juga mengatakan, kemarin, DGI mengusulkan harga pokok produksi gula 2011 sebesar Rp 7.500 per kilogram, lebih rendah dari usul petani karena DGI juga mempertimbangkan harga di tingkat konsumen.

Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi mengungkapkan, pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi gula, termasuk melalui revitalisasi industri gula.

Sementara itu, Sulawesi Tenggara berencana membangun perkebunan dan pabrik gula di wilayahnya bekerja sama dengan investor swasta nasional. Dengan nilai investasi sebesar Rp 5 triliun, keberadaan industri gula itu nantinya diklaim bisa memenuhi semua kebutuhan wilayah Indonesia timur yang mencapai 250.000 ton per tahun.

Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dengan investor PT Tiran Grup. Rencananya, lokasi pabrik dan lahan tebu akan didirikan di Konawe Selatan seluas 60.000 hektar.

Direktur Utama PT Tiran Grup Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya akan menanamkan modal sebesar Rp 5 triliun untuk pembangunan industri gula ini.(MAS/HEN/NIK/HEN/ENG/ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com