Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Mei 0,12 Persen

Kompas.com - 01/06/2011, 13:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Djamal menyebutkan bulan Mei terjadi inflasi sebesar 0,12 persen. "Kita ketahui bahwa beberapa bulan terakhir ini, beberapa harga mulai berkembang, dan sebagainya. Sehingga inflasi bulan Mei tahun 2011 itu di nasional terjadi inflasi 0,12 persen," sebut Djamal, di Jakarta, Rabu (1/6/2011).

Inflasi tahun kalender yaitu bulan Januari-Mei, lanjut dia, yaitu sebesar 0,51 persen. Dan inflasi year on year yaitu Mei 2011 terhadap Mei tahun lalu sebesar 5,98 persen. "Ini lebih rendah dari year on year bulan lalu," sebutnya.

Lalu, inflasi inti, yang merupakan akibat naiknya harga yang tidak berkaitan dengan pangan, pada bulan Mei 2011, sebesar 0,27 persen. Dengan demikian, inflasi inti year on year sebesar 4,64 persen.

Sementara itu, berdasarkan kota, dari 66 kota yang diteliti untuk keperluan inflasi. Ada 51 kota yang mengalami inflasi. Sisanya mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi berada di Ambon (1,66 persen), dan Kendari (1,08 persen)," ungkapnya.

Inflasi yang tinggi di Ambon ini, ia menuturkan akibat naiknya beberapa jenis komoditas utamanya emas. "Emas itu naik di hampir semua kota,"tuturnya.

Sedangkan, inflasi rendah terjadi di mataram, Kediri, dan Denpasar, masing-masing sebesar 0,02 persen. Dan, deflasi tertinggi terjadi di Tarakan. "Kali ini barang-barang volatile food terjadi deflasi. Penyebabnya malah justru barang-barang yang termasuk perhitungan core inflation," tambahnya.

Ia menyebutkan, inflasi di sandang yang termasuk dalam perhitungan core inflation ini cukup besar karena di dalamnya termasuk kelompok perhiasan, dengan angka kontribusinya sebesar 0,05 persen kepada angka inflasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com