Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2011, 07:11 WIB

KOMPAS.com Andai bukan PT Mandala Airlines—tetapi PT Merpati Nusantara Airlines—yang ditawarkan ke Tiger Airways, boleh jadi maskapai penerbangan Singapura itu tetap merebutnya.

Mungkin saja, Merpati juga laku dijual ke Xi’an Aircraft International Corporation (XAIC) China. Hal itu mengingat hari ini Merpati adalah maskapai penerbangan di dunia yang paling banyak menerbangkan MA-60 produksi XAIC.

Anda harus tahu, sejak April 2008 XAIC tak sekadar berpredikat produsen pesawat karena telah merambah ke bisnis maskapai penerbangan. XAIC menggaet China Eastern Airlines mendirikan maskapai penerbangan Joy Airlines. Hal yang tak dilakukan oleh produsen pesawat lain semacam Airbus ataupun Boeing.

Mengapa Merpati layak dipinang? Tentu saja karena republik ini terdiri atas 17.000 pulau lebih. Ada 171 bandara, yang kebanyakan dibangun Belanda dan Jepang, serta awalnya digunakan sebagai pangkalan udara (militer).

Indonesia juga pasar yang luar biasa besar karena berpenduduk 230 juta orang. Lantas, kebijakan ruang udara terbuka Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN open skies) tahun 2015 akan mewujudkan ”udara” Asia Tenggara menjadi ”satu udara”. Maskapai penerbangan dunia mana yang tak tertarik?

Apabila manajemen Merpati visioner, Merpati Maintenance Facility (MMF) juga dapat digeser ke Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Dengan letaknya yang strategis, MMF di Manado dapat dijadikan pusat perawatan MA-60 di Asia Tenggara.

Manado juga dekat dengan daerah operasi terbang Merpati MA-60 di Indonesia timur. Sudah begitu, dapat menarik lapangan kerja di kawasan tersebut.

Nah, apabila dibandingkan lebih dalam, Merpati juga lebih menarik ketimbang Mandala. Setidaknya, ada 12 unit MA-60 di tangan daripada Mandala yang tanpa pesawat sama sekali.

Meski sama-sama berutang, utang Merpati—selain lebih sedikit Rp 500 miliar dari Mandala—juga umumnya merupakan utang kepada sesama badan usaha milik negara (BUMN). Apabila kita belajar dari restrukturisasi PT Garuda Indonesia Tbk, utang itu dapat menjadi penyertaan modal.

Oleh karena itu, sungguh kita heran mendengar kelambanan pemerintah untuk ”menerbangkan kembali” Merpati. Mengapa Merpati tak dibantu seperti halnya Garuda dulu? Mengapa PT Perusahaan Pengelola Aset dan Merpati harus menanti lama suntikan dana penyertaan modal negara sebesar Rp 560 miliar?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com