Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tebu Bawa Bukti Penyelundupan Gula

Kompas.com - 16/06/2011, 08:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalangan petani tebu menunjukkan berbagai bukti dalam bentuk foto dan video hasil investigasi mereka kepada Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, terkait penyelundupan gula dan membanjirnya gula rafinasi ke pasar gula konsumsi. Itu dilakukan agar Menteri Perdagangan mengetahui kondisi di lapangan agar bisa mengambil kebijakan yang tepat.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Soemitro Samadikun, Rabu (15/6/2011) di Jakarta usai usai melaporkan hasil investigasi DPN APTRI soal peredaraan gula rafinasi di luar Pulau Jawa kepada Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan jajarannya serta Deputi Bidang Pertanian dan Kelautan Menko Perekonomian Diah Maulida.

Mereka datang menyampaikan hasil investigasi di lapangan terkait maraknya peredaran gula rafinasi, baik dalam bentuk foto maupun rekaman video. Juga berbagai kasus penyelundupan gula. "Kami tidak ngomong banyak, kalau ngomong saja nanti dikira tidak benar. Biar Bu Mari (Mari Elka Pangestu) melihat sendiri di lapangan melalui bukti-bukti yang kami tunjukkan," jelas Soemitro.

Banjirnya gula rafinasi di pasar gula konsumsi mengakibatkan harga gula jatuh. Harga lelang gula petani bahkan hanya laku Rp 7.360 per kilogram. Meski pengawasan dilakukan, sanksi belum pernah diberikan pada perusahaan gula rafinasi yang nakal.

Soemitro mengatakan, kebutuhan gula riil sekarang jauh lebih rendah dari neraca kebutuhan yang ditetapkan. Itu karena gula selundupan tidak dimasukkan dalam perhitungan.

Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan, kata Soemitro terungkap bahwa pemerintah juga mengakui adanya persoalan dalam peredaran gula rafinasi. Karena itu, pemerintah membentuk Forum Komunikasi antar berbagai sektor. "Mustinya ini dilakukan Dewan Gula Indonesia, tapi tidak jalan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com