Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Agum Gumelar Dianggap Berlebihan

Kompas.com - 06/07/2011, 02:58 WIB

Jakarta, Kompas - Pernyataan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Agum Gumelar tentang mempertahankan kepemimpinan Presiden Yudhoyono hingga 2014 dianggap berlebihan dalam mengatasnamakan Pepabri.

”Agum Gumelar berlebihan saat menyatakan SBY sampai 2014. Itu masalah pelik dan sensitif,” kata Sayidiman Suryohadiprojo, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat.

Sayidiman mengatakan, Agum jangan membuat pernyataan pribadi dengan mengatasnamakan Pepabri. ”Pepabri itu tidak hanya mereka yang duduk di pengurus. Saya juga anggota Pepabri,” kata Sayidiman.

Tb Hasanuddin yang juga Wakil Ketua Komisi I mengatakan, banyak pihak mempertanyakan pernyataan Agum Gumelar. Pasalnya, pernyataan itu memberi kesan bahwa Pepabri telah digeser masuk ke ranah politik praktis. Padahal, organisasi Pepabri bukan untuk saluran politik praktis. Setiap anggota bebas menentukan pilihan politik masing-masing.

Senin (4/7) lalu, di sela-sela ”Senior Gathering” purnawirawan TNI dan Polri di Jakarta, saat menjawab pertanyaan tentang kepemimpinan nasional, Agum mengatakan, walaupun banyak masyarakat menilai rendah, kepemimpinan itu harus dipertahankan hingga 2014. ”Jika suatu pemerintahan yang legitimate digulingkan, besok yang yang menggulingkan akan digulingkan lagi dan seterusnya,” kata Agum.

Legawa

Sayidiman mengatakan, ia juga tidak sepakat dengan substansi yang disampaikan. Ia menegaskan, banyak orang memang berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbuat lebih banyak lagi kalau ingin bertahan sampai tahun 2014. Sementara itu, SBY juga harus legawa turut menyiapkan pemimpin untuk tahun 2014. ”Apalagi, SBY itu, kan, perwira tinggi. Laksanakan, dong, Saptamarga,” katanya.

Menurut Sayidiman, banyak pihak berharap Presiden sukses. Pasalnya, kesuksesan pemimpin negara adalah kesuksesan seluruh bangsa. Namun, unsur ketidakberhasilan bisa terjadi. Kalau sampai ini terjadi, mantan Gubernur Lemhanas ini mengatakan agar SBY mengamalkan Saptamarga. ”Dia harus sadar, jangan sampai semua dikorbankan untuk kepentingan pribadi,” kata Sayidiman. (EDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com