Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Minim

Kompas.com - 22/07/2011, 02:53 WIB

Jakarta, Kompas - Presiden mengatakan, perekonomian Indonesia saat ini sudah menunjukkan kemajuan. Namun, diakui masih banyak permasalahan, seperti infrastruktur yang masih kurang, banyaknya kasus korupsi, birokrasi dan adanya kebijakan di daerah yang tidak kondusif.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan dalam ”Indonesia International Conference Focus on Indonesian Economy (IICFIE) 2011: Shifting Regional Development, from Indonesia to the World”, di Jakarta, Kamis (21/7).

Dalam acara yang diselenggarakan majalah Warta Ekonomi ini, Presiden Yudhoyono menegaskan, arah dan strategi perekonomian Indonesia yang berjalan saat ini sudah menunjukkan kemajuan yang tepat.

Keyakinan itu, menurut Presiden, didasari pada kondisi lebih dari lima tahun terakhir yang menunjukkan tren ekonomi Indonesia membaik. Ia memaparkan, Produk Domestik Kotor (PDB) Indonesia 2000 mencapai Rp 1.340 triliun, 5 tahun kemudian menjadi Rp 2.296 triliun (2004-2005). Kini, Rp 7.250 triliun setara 750 miliar dollar AS.

Namun, Yudhoyono mengakui, masih banyak permasalahan yang cukup mendasar, seperti di bidang ekonomi. Infrastruktur yang kurang terbangun di banyak daerah, adanya hambatan birokrasi, banyaknya kasus korupsi dan birokrasi yang kurang responsif masih perlu dibenahi. Selain itu, masih ada kebijakan dan regulasi daerah yang tidak kondusif bagi investasi dan kegiatan bisnis.

Sementara itu, Ketua Panitia Pengarah IICFIE 2011 Fadel Muhammad, yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan, mengungkapkan, Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan cukup besar dengan penduduk miskin 30,02 juta orang atau 12,49 persen dari penduduk.

Ia menambahkan, apabila batas garis kemiskinan diukur menggunakan standar Bank Dunia sebesar 2 dollar AS, maka jumlah penduduk miskin di Indonesia mungkin bertambah banyak. Saat ini, batas garis kemiskinan yang digunakan Badan Pusat Statistik adalah pengeluaran Rp 233.740 per kapita per bulan. (MAS/LKT/WHY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com