Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan dalam ”Indonesia International Conference Focus on Indonesian Economy (IICFIE) 2011: Shifting Regional Development, from Indonesia to the World”, di Jakarta, Kamis (21/7).
Dalam acara yang diselenggarakan majalah Warta Ekonomi ini, Presiden Yudhoyono menegaskan, arah dan strategi perekonomian Indonesia yang berjalan saat ini sudah menunjukkan kemajuan yang tepat.
Keyakinan itu, menurut Presiden, didasari pada kondisi lebih dari lima tahun terakhir yang menunjukkan tren ekonomi Indonesia membaik. Ia memaparkan, Produk Domestik Kotor (PDB) Indonesia 2000 mencapai Rp 1.340 triliun, 5 tahun kemudian menjadi Rp 2.296 triliun (2004-2005). Kini, Rp 7.250 triliun setara 750 miliar dollar AS.
Namun, Yudhoyono mengakui, masih banyak permasalahan yang cukup mendasar, seperti di bidang ekonomi. Infrastruktur yang kurang terbangun di banyak daerah, adanya hambatan birokrasi, banyaknya kasus korupsi dan birokrasi yang kurang responsif masih perlu dibenahi. Selain itu, masih ada kebijakan dan regulasi daerah yang tidak kondusif bagi investasi dan kegiatan bisnis.
Sementara itu, Ketua Panitia Pengarah IICFIE 2011 Fadel Muhammad, yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan, mengungkapkan, Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan cukup besar dengan penduduk miskin 30,02 juta orang atau 12,49 persen dari penduduk.
Ia menambahkan, apabila batas garis kemiskinan diukur menggunakan standar Bank Dunia sebesar 2 dollar AS, maka jumlah penduduk miskin di Indonesia mungkin bertambah banyak. Saat ini, batas garis kemiskinan yang digunakan Badan Pusat Statistik adalah pengeluaran Rp 233.740 per kapita per bulan.