Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peningkatan Produksi Terganjal Pupuk

Kompas.com - 28/07/2011, 20:15 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Upaya peningkatan produksi padi di sejumlah daerah di Lampung, khususnya di Kabupaten Mesuji, terganjal kelangkaan pupuk bersubsidi. Akibatnya, di sana petani memulai musim tanam gaduh ini tanpa pupuk urea sejak Juni lalu.

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Mesuji, Sutomo, Kamis (28/7/2011), mengatakan, kuota pupuk bersubsidi, khususnya jenis urea, untuk setahun penuh telah habis digunakan pada Mei lalu. Jumlah kuota pupuk ini sebanyak 11.314 ton.

"Praktis, sejak Juni pupuk di Mesuji langka, bahkan tidak ada. Petani memulai tanam tidak menggunakan urea. Hanya memakai NPK," ujar Sutomo, dalam Rapat Koordinasi Peningkatan Produksi Tanaman Pangan yang diadakan Dinas Pertanian Provinsi Lampung di Bandar Lampung.

Padahal, ungkap Sutomo, di lain pihak terjadi peningkatan luas areal sawah baru, yaitu dari sebelumnya 6.500 hektar kini menjadi 7.800 hektar. Ekstensifikasi sawah ini merupakan bagian dari upaya untuk menggenjot produksi padi hingga 7 persen pada tahun ini.

Menurut dia, alokasi pupuk bersubsidi di Mesuji banyak yang lari ke perkebunan sawit, karet, dan singkong milik petani. Luas perkebunan singkong misalnya, mencapai 6.000 hektar atau hampir menyamai luas areal sawah di daerah ini.

Untuk mengatasi kelangkaan pupuk di daerahnya ini, Sutomo meminta agar pemerintah pusat menyalurkan tambahan pupuk. Sebab, jika tidak, dikhawatirkan produksi padi pada musim gadu ini akan menurun sehingga sulit mencapai target produksi. "Pelaksana tugas bupati sudah mengajukan surat," ujarnya.

Di daerah lainnya, seperti Tanggamus, ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus, Sony Isnaini, sering terjadi pula keterlambatan penyaluran pupuk bersubsidi terutama jenis NPK. Padahal, saat ini, petani tengah memasuki musim tanam baru.

Terkait persoalan pupuk ini, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Lampung, Bihikmi Sufyan, menyatakan, untuk sementara ini, kuota pupuk di Mesuji akan ditambah 2.000 ton. " Ini merupakan bentuk kemurahan dari beberapa kabupaten/kota lainnya," ujarnya.

Kuota cadangan terbatas

Bihikmi meminta Pemkab Mesuji mengajukan penambahan kuota pupuk secepatnya kepada pemerintah pusat. "Di pusat saat ini hanya tersisa 74.000 ton pupuk cadangan untuk seluruh daerah di Indonesia. Jumlah ini lebih kecil dari tahun lalu yang bisa 200.000 ton. Jadi, harus cepat," katanya.

Berdasarkan pantauan di lapangan beberapa pekan terakhir, keluhan petani terkait ketersediaan pupuk subsidi ini juga terjadi di daerah lainnya macam Kabupaten Tulang Bawang, Lampung Tengah, dan Pesawaran.

Di Kampung Sendang Baru, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah, sejumlah petani berimprovisasi menggunakan kotoran sapi peliharaan sebagai tambahan pupuk untuk tanaman padi, karena terbatasnya pupuk urea di daerah yang cukup sulit dijangkau ini.

Kuota pupuk bersubsidi di Lampung saat ini sangatlah terbatas, hanya separo dari kebutuhan. Dari pengaj uan kebutuhan 542.000 ton pupuk di 2011 ini, alokasi yang dikabulkan pemerintah hanya 315.000 ton.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com