Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Lembah Baliem, Seru!

Kompas.com - 06/08/2011, 17:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Festival Budaya Lembah Baliem 2011 akan berlangsung di Desa Mosilimo, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, 8-11 Agustus 2011.

"Sejak tahun 2006, Kembudpar melakukan pendukungan publikasi dan promosi. Padahal, usia festival ini sudah 22 tahun," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kembudpar M Faried di Jakarta, Jumat (5/8/2011).

Faried menuturkan, kaitan promosi festival ini adalah pengembangan pariwisata sebagai upaya mengeluarkan wisatawan asing dan domestik ke luar dari Pulau Jawa dan Pulau Bali. Penyebaran wisatawan di Indonesia memang tidak merata. Wisatawan dominan berada di Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Faried menjelaskan, dalam festival tersebut, terdapat beragam aktivitas yang berciri khas masyarakat Lembah Baliem. Hal itu, misalnya, penduduk yang sehari-hari beraktivitas menggunakan tombak, panah, dan tongkat.

"Dari media itu muncul beberapa bentuk permainan, pengunjung dapat berinteraksi dan bermain dengan beberapa permainan tersebut, seperti melempar tombak ke sasaran. Wisatawan tahun-tahun lalu senang sekali dengan permainan ini," kata Faried.

Sementara itu, Kasubdit Promosi Tujuan Wisata Wilayah Lima Diah Widiati menuturkan obyek-obyek wisata lainnya di Lembah Baliem.

"Di sana ada sumur dengan air yang rasanya asin. Lalu, ada kawasan berpasir, tapi pasir putih seperti pantai. Apakah daerah ini dulunya lautan atau bagaimana. Ada juga mumi kepala suku beratus tahun," ungkap Diah. Belum lagi, lanjutnya, aneka flora dan fauna yang ada di kawasan itu.

"Kalau berkemah di hutan itu bagus banget. Bisa lihat anggrek hutan cakep-cakep," katanya.

Berkemah di hutan salah satu kegiatan yang digemari wisatawan asing. Memang, festival tersebut masih didominasi kunjungan wisman dibandingkan wisatawan domestik. Kendala harga yang mahal masih menjadi alasan wisatawan domestik untuk berkunjung.

"Travel agent ada yang jual paket wisata selama festival seharga 6.500 dollar AS untuk 10 hari. Kalau wisatawan asing mau-mau saja. Walaupun dalam paket, tinggalnya di kemah tengah hutan karena akomodasi yang kurang. Kalau wisatawan domestik belum tentu mau dengan harga semahal itu," tutur Diah.

Oleh karena itu, kata Diah, segmen pasar untuk festival ini adalah wisata minat khusus. Beberapa pasar wisata bagi Indonesia menyukai wisata minat khusus semacam Festival Lembah Baliem. Misalnya Belanda, Australia, dan Amerika Serikat. Pihaknya berharap wisatawan domestik mulai melirik Festival Lembah Baliem sebagai tujuan wisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com