Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Memenangi Transisi?

Kompas.com - 09/08/2011, 02:06 WIB

Dalam tema (seperti artikel Sri Mulyani) tentang masa depan Indonesia, Daoed Joesoef mengkritik kebanggaan Pemerintah Indonesia sebagai anak asuh IMF dan Bank Dunia (Kompas, 4 Agustus 2011). Para pemimpin bangsa ini dan mereka yang berminat jadi pemimpin bangsa ini harus keluar dari kutukan ini.

Pada 1993, Indonesia pernah bangga jadi ”Macan Baru Asia” ketika dipuji Bank Dunia dalam laporannya berjudul ”The Asian Miracle: Economic Growth and Public Policy”. Pujian itulah yang kian meneguhkan Soeharto memperkuat kekuasaannya. Puja-puji tak terhenti di situ. Pada 1997, Bank Dunia kembali memuji perekonomian Indonesia dalam laporannya, ”Indonesia, Sustaining Growth with Equity”. Namun, pujian itu tak ada artinya ketika setahun kemudian krisis regional 1998 menghantam Indonesia dan memperlihatkan fundamental ekonomi Indonesia terlihat sangat rapuh. Tak sekokoh yang selalu diperlihatkan dalam statistik Bank Dunia.

Ternyata, politik pujian Bank Dunia ini juga dilakukan terhadap negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara sebelum bergejolak. Dalam laporan regional Bank Dunia mengenai dampak krisis global 2008-2009 di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (salah satu kawasan yang jadi tanggung jawab Sri Mulyani sebagai petinggi Bank Dunia) dinyatakan bahwa kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang bisa pulih dari krisis meski mengalami pelambanan. Dalam laporan ”Doing Business 2011” bahkan masih yakin menyebut Mesir sebagai negara berprospek makin cerah. Secara regional, Bank Dunia memprediksi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, dan ekspor akan terus meningkat hingga tahun 2011. Dalam kenyataannya, kawasan ini sejak akhir 2010 hingga sekarang terus bergolak.

Wahyu Susilo Program Manager International NGO Forum on Indonesian Development (INFID)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com