Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Impor 100.000 Beras Premium dari Thailand

Kompas.com - 06/10/2011, 15:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perum Bulog mengimpor beras dengan kualitas premium dari Thailand sebesar 100.000 ton. Pembelian ini tidak termasuk beras impor yang dibatalkan Pemerintah Thailand baru-baru ini.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, kesepakatan impor beras ini tercapai kemarin malam. Rencananya kontrak pembelian beras berkualitas 5 persen patah ini akan diteken, Kamis (6/10/2011). "Ini business to business. Mudah-mudahan minggu depan bisa masuk," katanya, hari ini.

Sutarto mengatakan, impor beras premium bertujuan memperkuat cadangan beras. Menurut dia, cadangan beras ini akan dikeluarkan untuk intervensi pasar.

Sebelumnya, Pemerintah Thailand mengurungkan niat menjual beras kepada Perum Bulog. Penyebabnya karena perbedaan harga. Padahal, sebelumnya Thailand sudah sepakat menjual 300.000 ton beras kepada Perum Bulog.

Saat ini, Perum Bulog bernegosiasi kembali dengan Thailand. Jika negosiasi ini mentok, Perum Bulog sudah siap mencari alternatif lain. "Kami tidak boleh ambil risiko. Beras harus ada. Semua impor harus selesai pada akhir Februari," katanya.

Tahun ini, Perum Bulog memperoleh izin impor beras sebesar 1,6 juta ton dari pemerintah. Dari jumlah tersebut, Perum Bulog telah membeli 900.000 ton beras dari Vietnam. Rinciannya, sebanyak 500.000 ton dibeli pada Agustus lalu dan sisanya pada September lalu. "Hingga saat ini beras yang sudah masuk ke Indonesia sudah lebih dari 400.000 ton," ungkapnya.

Nah, di luar itu, bersamaan dengan kontrak beras dari Vietnam tahap II yang sebesar 400.000 ton, Sutarto menyatakan Perum Bulog sudah membicarakan rencana impor beras sebanyak 300.000 ton yang sudah hampir tuntas. (Herlina KD/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com