Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK-BI Sebaiknya Berkomunikasi

Kompas.com - 27/10/2011, 04:46 WIB

Jakarta, Kompas - Otoritas Jasa Keuangan akan mengubah peran pengawasan bank yang selama ini di tangan Bank Indonesia. Oleh karena itu, OJK sebaiknya berkomunikasi dengan pegawai BI di bidang pengawasan. Alasannya, talenta terbaik pengawasan bank masih ada di BI.

Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI Difi Ahmad Johansyah di Jakarta, Rabu (26/10), tidak mudah mencetak pengawas bank andal. Apalagi, pengawasan saat ini berkaitan dengan sistem yang kompleks.

Difi menambahkan, pegawai BI sedang menunggu kejelasan tentang sistem kerja dan jenjang karier di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Apalagi, pegawai BI punya pilihan untuk tetap berkarier di BI atau pindah ke OJK.

Namun, ketiadaan peran pengawasan bank tidak akan membuat pegawai di bidang pengawasan perbankan di BI menganggur. Mereka masih dapat dialihkan mengawasi bank yang berpotensi menimbulkan masalah sistemik.

”Selama ini, bank besar yang kalau terjadi kegagalan bisa menyebabkan masalah sistemik, hanya diawasi 10-14 orang. Padahal, idealnya 50 orang,” ujar Difi.

Meski terkesan tak ada geliat menanggapi RUU OJK, BI ternyata memiliki skenario mengantisipasi OJK. Namun, hingga kini, belum ada komentar dari Dewan Gubernur BI soal OJK.

Bagi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), tak ada pilihan selain bergabung. Ketua Bapepam-LK Nurhaida berharap, jika RUU OJK disahkan DPR, proses persiapan dapat dijalankan sesuai waktu yang ditentukan.

Persiapan ini dipandang penting, karena sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. ”Sejauh yang saya tahu ada fase persiapan. Persiapan itu supaya dijalankan sesuai waktu yang ditentukan,” kata Nurhaida singkat.

Hari Kamis ini, Rancangan Undang-Undang tentang OJK akan dibawa ke Rapat Paripurna DPR untuk mendapat persetujuan anggota DPR. ”Seluruh poin sudah disepakati bersama pemerintah,” kata Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Azis.

Poin yang cukup penting, antara lain, soal Komisioner OJK yang berjumlah sembilan orang. Satu orang berasal dari eselon I Kementerian Keuangan dan satu orang anggota Dewan Gubernur BI. Tujuh orang lainnya dipilih DPR melalui proses pada panitia seleksi dan Presiden.

Soal premi bagi bank untuk operasi OJK, Harry menjelaskan, masih perlu dikaji lagi oleh komisioner OJK. Hasilnya dituangkan dalam peraturan pemerintah. Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional Sigit Pramono berharap, besaran premi dapat disesuaikan. ”Karena bank sudah ada premi penjaminan,” kata Sigit. Bank menyetorkan premi pada Lembaga Penjamin Simpanan 0,1 persen dari dana pihak ketiga (DPK) setiap 6 bulan atau 0,2 persen dari DPK per tahun. (IDR/BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com