Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Dilatih Gunakan Obat Tradisional

Kompas.com - 31/10/2011, 11:05 WIB

SOLO, KOMPAS.com Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan mengembangkan pelatihan penggunaan obat tradisional di kalangan dokter.     

"Dokter yang ingin meresepkan obat herbal harus mengikuti pelatihan selama 120 jam. Untuk tahap awal 50 jam. Dokter yang lulus pelatihan ini boleh menggunakan jamu sebagai obat," kata Ketua IDI Prijo Sidipratomo ketika ditemui di Konferensi Obat Tradisional ke-3 ASEAN di Solo, Senin (31/10/2011).

Para dokter juga disebut Prijo harus terdaftar di Dewan Kedokteran untuk memastikan mereka terlindungi secara hukum dan juga memastikan bahwa masyarakat juga terlindungi.  "Kalau dokter ingin gunakan obat tradisional, dokter harus diadvokasi terlebih dahulu. Kita sudah menyusun materi training dengan Balitbang," ujarnya.     

Untuk saat ini, penggunaan obat tradisional menurut Prijo masih dalam tahap pengobatan komplementer (pelengkap), belum sebagai pengobatan utama. "Selain membuat orang menjadi sehat, kita (dokter) juga menjaga seseorang sehat tetap sehat. Itu yang dapat didorong dengan jamu," katanya.     

Penelitian lebih lanjut menurutnya dapat digunakan untuk mendorong obat tradisional menggantikan obat modern, setelah keampuhan dan kualitasnya dapat dipastikan melalui standardisasi.     

Kehadiran obat tradisional seperti jamu, diakui Prijo, tidak dapat diabaikan karena telah ada sejak ratusan tahun yang lalu di masyarakat. "Mayoritas masyarakat juga telah menggunakan jamu. Sekitar 95 persen di antaranya menggunakan jamu sebagai pencegahan," katanya.     

Sementara itu, Konferensi Pengobatan Tradisional ASEAN ke-3 yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah, sejak 31 Oktober-2 November itu membahas mengenai integrasi pengobatan tradisional ke dalam sistem pengobatan dengan memperhatikan keampuhan, ketersediaan, dan kualitas dari obat tradisional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com