Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengkuran Ternyata Memperburuk Kanker

Kompas.com - 02/11/2011, 09:49 WIB

KOMPAS.com - Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau henti nafas saat tidur merupakan penyebab dari berbagai penyakit serius seperti hipertensi, diabetes, gangguan jantung, hingga stroke. Namun sebuah penelitian dalam jurnal kedokteran American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine menemukan suatu hal yang mengejutkan, yakni hubungan sleep apnea dan kanker!

OSA ditandai oleh dua gejala utama yaitu mendengkur atau ngorok dan rasa kantuk yang berlebihan. Kedua tanda yang sering kita temui sehari-hari, namun sayangnya juga paling sering kita abaikan. Tetapi jangan salah mengerti. Yang penting dibicarakan di sini adalah proses henti nafas yang terjadi, bukan suara dengkuran.

Saat tidur, dan otot-otot kita melemas, saluran nafas jadi menyempit. Akibatnya, aliran udara akan terhenti. Setelah beberapa waktu, penderita akan terbangun disertai sensasi tersedak untuk menarik udara kembali. Otak terbangun sesaat dan langsung kembali tertidur, akibatnya penderita tak sadar ia terbangun-bangun selama tidur. Kadar oksigen pun jadi menurun. Kondisi ini akan terjadi berulangkali selama tidur. Tak jarang hingga lebih dari 30 kali tiap jamnya.

Penurunan kadar oksigen (hipoksia) dan episode bangun singkat berulang-ulang inilah yang memicu reaksi berantai yang berbuntut pada peningkatan tekanan darah, kadar gula dan masalah-masalah kardio vaskular lainnya.

Penelitian Pada Tikus

Sekelompok peneliti Spanyol menemukan bahwa henti nafas yang terjadi berulang seperti yang terjadi pada penderita sleep apnea, akan mendorong proliferasi sel-sel kanker melanoma dan meningkatkan pertumbuhan tumor pada tikus.

Penelitian ini juga menemukan bahwa sel-sel tumor dari model tikus dengan OSA ini mengandung banyak sel-sel nekrosis. Artinya, mengandung tipe kanker yang lebih agresif.

Pada penelitian ini, beberapa tikus disuntikkan sel-sel tumor melanoma, lalu dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama, dikurangi oksigennya selama 20 detik sebanyak 60 kali per jamnya, selama 6 jam per hari. Kelompok kedua, diberikan oksigen dalam kadar normal. Kemudian tumor diukur besarnya selama penelitian dan setelah penelitian berakhir. Setelah 14 hari, tumor dari tikus-tikus tersebut diangkat dan ditimbang serta diukur jumlah sel-sel nekrosisnya untuk menentukan seberapa agresifnya tumor-tumor tersebut.

Walau semua sel tumor bertambah besar, namun kelompok tikus yang dikurangi suplai oksigennya secara berulang ternyata lebih besar pertambahan volumenya. Berat tumor dan jumlah sel nekrosis didapati 2 kali lebih besar dibanding kelompok tikus dengan kadar oksigen normal.

Profesor Ramon Farre dari the University of Barcelona School of Medicine Biophysics and Bioengineering Lab, mengatakan, efek hipoksia terhadap pertumbuhan sel kanker telah lama diketahui. Tetapi efek hipoksia berulang-ulang seperti yang dialami penderita OSA dalam tidur belum pernah diteliti. Maka penelitian ini dianggap memberi terobosan baru di dunia kedokteran.

Namun ia juga menekankan bahwa penelitian ini masih amat awal. Diharapkan penelitian ini akan memicu penelitian-penelitian lain yang lebih mendalam. Dengan ditemukannya efek hipoksia intermiten terhadap pertumbuhan sel kanker, pengetahuan kita akan kesehatan tidur dan OSA jadi lebih luas. Jika selama ini kita hanya tahu efek OSA terhadap gangguan jantung dan metabolisme, kini kita juga tahu efeknya terhadap penyakit yang telah lama menghantui, kanker.

* Praktisi Kesehatan Tidur, Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com