Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salut Buat Terminal 3

Kompas.com - 17/11/2011, 05:13 WIB

Mulai Kamis (17/11) ini, Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, melayani penerbangan domestik dan internasional. Oleh karena hanya maskapai Indonesia AirAsia yang mendiami terminal tersebut, keberuntungan jelas ada di pihak mereka.

Di tengah minimnya kabar baru ataupun kabar baik berkenaan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, tentu saja terobosan PT Angkasa Pura II (persero) ini patut diacungi jempol. Salut. Meski langkah itu boleh saja dianggap sebagai ”kompensasi” dibatalkannya jembatan penumpang dari Terminal 2 ke Terminal 3.

Nah, karena jembatan itu dihapus dalam rencana induk baru, maka penerbangan internasional dari Terminal 3, bahkan mungkin dari Terminal 1, bolehlah kita nilai positif. Jauh lebih baik daripada penumpang pontang-panting pindah terminal untuk terbang ke luar negeri dengan risiko ditinggal terbang.

Lantas, kabar positif apa lagi yang dinantikan? Sangat diharapkan kinerja Indonesia AirAsia melejit dengan kemudahan transit di bawah satu atap di Terminal 3. Dengan demikian, mereka bisa menerbangkan lebih banyak penumpang dari dan ke regional ini.

Dengan demikian, perlahan namun pasti peran Kuala Lumpur dan Singapura hendaknya mulai direbut oleh Soekarno-Hatta, misalkan sebagai bandara transit penerbangan Bangkok menuju Melbourne, juga dari New Delhi ke Perth (Australia).

Bila Soekarno-Hatta jadi bandara hub, maka Jakarta kecipratan rezeki turis mancanegara. Apalagi, kalau transportasi dari bandara ke pusat kota diperbaiki.

Terobosan apa lagi yang layak diterapkan di Terminal 3? Tentu saja pajak yang lebih murah.

Di Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) telah diberlakukan pembedaan pajak bandara (airport tax), yang kini dikenal sebagai Passenger Service Charge (PSC).

Per 1 Juni 2007, PSC internasional dari KLIA sebesar 51 ringgit (Rp 142.800) dan PSC domestik KLIA 9 ringgit (Rp 25.200). Sementara PSC internasional dari Kuala Lumpur Low Cost Carrier Terminal (LCCT), yang melayani AirAsia, sebesar 25 ringgit (Rp 70.000) dan PSC domestik 6 ringgit (Rp 16.800).

Bandingkan dengan PSC rute internasional di Soekarno-Hatta sebesar Rp 150.000 dan PSC rute domestik Rp 40.000.

Mengapa pajak lebih rendah layak untuk Terminal 3? Sebab fasilitasnya minim, disesuaikan untuk maskapai berbiaya rendah. Tanpa garbarata atau belalai gajah dan tanpa ban berjalan.

Dengan pajak yang lebih ringan, juga menarik lebih banyak penumpang. Terminal 3 dibangun dengan konsep hemat energi sehingga biaya operasionalnya pastilah lebih rendah.

Bila Angkasa Pura II nanti mengusulkan penurunan airport tax, maka dua jempol, two thumbs up, buat manajemennya. Terus ditunggu terobosannya. (HARYO DAMARDONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com