Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Subsidi secara Bertahap

Kompas.com - 28/11/2011, 17:51 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Dewan Energi Nasional (DEN) merekomendasikan pengurangan subsidi secara bertahap dalam jangka pendek. Hal ini dapat dilaksanakan melalui restrukturisasi tarif tenaga listrik dan pengurangan pemakaian bahan bakar minyak.

Dalam seminar Kebijakan Energi Nasional, Senin (28/11/2011) di Gedung DPR RI, Jakarta, anggota DEN Tumiran mengusulkan agar pemerintah mengurangi subsidi listrik secara bertahap melalui restrukturisasi tarif listrik. Hal itu dapat dilakukan dengan memberlakukan tarif progresif terutama untuk penggunaan yang bersifat konsumtif.

Makin tinggi konsumsi listrik terutama untuk rumah tangga, tarif yang dikenakan semestinya ikut meningkat.   Cara lain adalah mengurangi penggunaan bahan bakar minyak secara signifikan, menukar dengan gas atau batubara.

"Selain itu, efisiensi pembangkit perlu ditingkatkan melalui konservasi energi dan memeprcepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara dan panas bumi," tutur Tumiran.

Di sektor transportasi, skenario pengurangan BBM bersubsidi dalam jangka pendek adalah kenaikan harga BBM secara bertahap menuju keekonomian. Saat ini harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax hampir dua kali daripada harga BBM bersubsidi jenis Premium, sehingga makin membebani subsidi.

"Alihkan penggunaan BBM transportasi umum menggunakan gas dengan dukungan kuat penyediaan gas untuk sektor transportasi," kata Tumiran.

Selain itu pembangunan mass rapid transport (MRT) menggunakan listrik harus dipercepat, sehingga masyarakat terdorong untuk beralih ke transportasi umum.  

"Pengalihan dana subsidi untuk pembangunan infrastruktur akan mendorong munculnya industri-industri penunjang, penciptaan lapangan kerja, dan menciptakan kreaitivitas bangsa serta menguatkan ketahanan ekonomi nasional," tambahnya.

Tumiran mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan pada tahun 2015 tidak ada lagi subsidi energi.

Ketua Panitia Kerja Kebijakan Energi Nasional Komisi VII DPR RI Zainudin Amali menyatakan, Indonesia memiliki ketergantungan terhadap energi tak terbarukan (minyak bumi, gas, dan batubara) yang masih sangat tinggi, hampir 97 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com