Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi BBM Melebihi Kuota

Kompas.com - 28/11/2011, 19:52 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Realisasi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi telah melebihi kuota yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2011. Sampai akhir tahun ini, kelebihan kuota diperkirakan mencapai 1,4 juta kilo liter.

Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan, beberapa ajang internasional yang baru-baru ini digelar di Indonesia turut memicu peningkatan konsumsi BBM bersubsidi. Setelah SEA Games berlangsung, kuota BBM bersubsidi dalam APBN Perubahan yang sebesar 40,49 juta kilo liter telah habis.

"Setelah SEA Games, kuota BBM sudah habis. Di akhir tahun ini, prognosa kelebihan kuota BBM bersubsidi mencapai 1,4 juta kiloliter," kata Karen, Senin (28/11/2011) di Jakarta.

Sejauh ini, manajemen perseroan itu belum mengetahui apakah kelebihan kuota itu akan diganti pemerintah atau dibebankan ke perusahaan negara tersebut.

Sebelumnya Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina Mochamad Harun menyatakan, hingga akhir November 2011, kelebihan kuota BBM bersubsidi sudah mencapai 500.000 kilo liter. Kelebihan kuota itu terjadi di hampir semua provinsi. Meski demikian, perseroan itu tetap memasok bahan bakar bersubsidi agar tidak terjadi kelangkaan ketersediaan BBM.

Terkait hal itu, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita H Legowo menyatakan, pemerintah tengah menyatukan angka antara para pemangku kepentingan, baik Kementerian ESDM, Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas, dan PT Pertamina. Selanjutnya, hasil pembahasan itu akan dibawa ke DPR RI terkait prediksi kelebihan kuota BBM bersubsidi akhir tahun ini.

Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo menyatakan, pemerintah masih berpeluang menaikkan harga BBM bersubsidi sampai akhir tahun ini. Dalam APBN Perubahan 2011 disebutkan, pemerintah diberi wewenang untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi.

Menurut Widjajono, hal itu dimungkinkan jika harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) dalam 1 tahun naik lebih dari 10 persen dalam APBN Perubahan 2011 dari harga yang diasumsikan dalam APBN Perubahan 2011. Faktanya, ICP tahun ini di atas 10 persen dan pemakaian BBM bersubsidi melebihi target, sehingga subsidi BBM yang diasumsikan di APBN Perubahan 2011 tidak mencukupi.

Inflasi tahun ini sampai November relatif rendah sehingga kenaikan harga BBM bersubsidi tidak berdampak pada inflasi 2011. "Kenaikan harga APBN bersubsidi diizinkan oleh APBN Perubahan 2011, tetapi tidak diizinkan oleh APBN 2012. Jadi saatnya menaikkan harga BBM bersubsidi hanya sampai 31 Desember 2011," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com