Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Group Ubah Nama Menjadi CT Corp

Kompas.com - 02/12/2011, 09:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menandai 30 tahun perjalanan bisnisnya, Kamis (1/12/2011) di Jakarta, pengusaha Chairul Tanjung mengubah nama Para Group menjadi CT Corp. Lewat tiga lini bisnis utamanya, CT Corp bertekad menjadi agen perubahan dalam kebangkitan ekonomi nasional.

”Transformasi Indonesia adalah kebangkitan harapan, mimpi, dan cita-cita bangsanya. Kami percaya Indonesia berada dalam era keemasan periode pertumbuhan ekonomi. Maka kami berkomitmen membantu negara dan mewujudkan cita-cita itu,” kata Chairul Tanjung, pimpinan sekaligus pemilik CT Corp.

Acara perubahan nama Para Group menjadi CT Corp dihadiri perwakilan negara sahabat dan sejumlah menteri, antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama juga hadir dalam acara itu.

Kepada pers, Chairul menyatakan hanya semata fokus berbisnis dan tidak akan terjun ke politik. ”Tidak ada niat. I like to become a businessman. Jika semua jadi politisi, siapa yang akan menjadi pengusaha,” kata dia.

Bersamaan dengan pengubahan nama, CT Corp juga tampil dengan logo baru yang akan diikuti penggantian logo perusahaan-perusahaan sub-holding. Menurut Chairul, identitas logo baru itu mencerminkan semangat perubahan cita-cita menjadi keunggulan, kebebasan untuk bermimpi, sekaligus komitmen untuk memberi.

Lanjutkan akuisisi

Chairul juga menyatakan tetap melanjutkan dua strategi utama bisnisnya, yakni tumbuh organik dan melakukan aksi korporasi dalam bentuk akuisisi. ”Dalam akuisisi, kita tidak pernah tahu akan seperti apa dan siapa yang diakuisisi. Bisa cepat, bisa lambat. Misal cocok, minggu depan kita salaman,” kata dia.

Chairul juga memastikan seluruh lini bisnisnya akan diarahkan ke pasar modal. ”Paling cepat tahun 2015 kita mulai IPO (penawaran saham perdana). Selain karena ekonomi global tidak menentu, saat ini kami berusaha tumbuh dari dalam. Dana kami masih cukup untuk itu,” tegasnya.

Chairul membangun usahanya mulai dari usaha informal sederhana tahun 1981. Kini, CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub-holding, yakni Mega Corp (layanan keuangan), Trans Corp (media, konsumer, gaya hidup, dan hiburan), serta CT Global Resources (sumber daya alam).

CT Corp sedang menuntaskan pembelian 30 persen saham BPD Sulut dan pembangunan Trans Studio Bandung. CT Corp sebelumnya mengakuisisi Carrefour dan Detikcom. (BEN)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com