Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih dalam Tekanan

Kompas.com - 06/12/2011, 10:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang diperdagangkan pada Selasa pagi kembali melemah sebesar 15 poin seiring dengan pelemahan mata uang Asia.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarBank di Jakarta Selasa pagi bergerak melemah 15 poin ke posisi Rp 9.050 dibanding sebelumnya Rp 9.035. "Optimisme pelaku pasar dari pemimpin Uni Eropa akan mampu menghadirkan solusi yang kredibel dan komprehensif untuk menyelesaikan krisis hutang dalam pertemuan puncak akhir pekan ini belum dinilai positif," kata Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, tekanan jual diperkirakan masih mengancam jika para pemimpin terlihat mengalami kesulitan dalam mencapai kesepakatan. "Pasar ingin terlebih dahulu melihat adanya solusi konkret dari Eropa," kata dia.

Ia mengatakan, untuk sesaat mata uang rupiah diperkirakan akan bergerak dengan kecenderungan mendatar (sideways). "Tidak adanya kesepakatan baru dalam pertemuan nanti berpotensi akan kembali menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," kata dia.

Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan, beberapa mata uang Asia masih melanjutkan pelemahan, termasuk rupiah dipicu dari peringatan lembaga pemeringkat S&P yang menurunkan peringkat 15 negara uni Eropa (UE). "Badan peringkat dunia S&P sedang mengkaji untuk menurunkan peringkat utang 15 negara di UE," kata dia.

Ia mengemukakan, enam negara euro dengan peringkat AAA akan mendapat outlook negatif dan peringkatnya akan diturunkan tergantung pada hasil pertemuan pemimpin UE pada 9 Desember mendatang mengenai keputusan integrasi fiskal di UE. "S&P juga memberi pernyataan bahwa risiko sistemik di zona euro terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir ini," katanya.

Ia mengatakan, negara yang kemungkinan akan mendapat penurunan satu peringkat yakni, Austria, Belgia, Finlandia, Belanda, Luxemburg, dan kemungkinan Jerman, sedangkan negara-negara UE lainnya akan diturunkan sebesar dua peringkat (notch). "Jika peringkat Jerman dan Perancis diturunkan, hal itu akan mempengaruhi kepercayaan. Ancaman S&P ini akan menjadi perhatian investor global dalam portofolionya minggu mendatang," ujar dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com