Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Perekonomian Kian Meningkat

Kompas.com - 16/12/2011, 02:46 WIB

Jakarta, Kompas - Lembaga pemeringkat Fitch menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi investment grade. Fitch menilai ada peningkatan kinerja perekonomian, likuiditas eksternal yang lebih kuat, rasio utang publik yang rendah dan terus turun, serta kebijakan makro yang hati-hati.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam siaran persnya mengatakan, kenaikan peringkat ini membuktikan keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi makro, sekaligus mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global.

”Dengan masuk investment grade, diharapkan penguatan fundamental ekonomi dan reformasi struktural berlanjut,” kata Darmin, Kamis (15/12).

Semula, sejumlah ekonom memperkirakan investment grade ini akan tercapai pada 2012.

Fitch menaikkan peringkat utang Indonesia untuk foreign currency long-term senior debt dari BB+ menjadi BBB- dengan outlook stable.

Siaran pers Director in Fitch Asia Pacific Sovereign Ratings Group Philip McNicholas menyebutkan, Fitch memperkirakan GDP akan tumbuh lebih dari 6 persen per tahun hingga 2013.

Ekonomi Indonesia yang berorientasi domestik dinilai sukses dan kuat untuk terus tumbuh. Ketahanan ekonomi Indonesia juga terbukti melalui guncangan dari luar, seperti tahun 2008. Utang publik yang rendah dan suku bunga yang positif memberikan keleluasaan untuk merespons perlambatan ekonomi.

Cadangan devisa yang tumbuh, dari 69,6 miliar dollar AS per Januari 2010 menjadi 111,3 miliar dollar AS per akhir November 2011, telah memberikan ketahanan ekonomi domestik dan kestabilan finansial, di tengah volatilitas aliran dana asing.

Ekonom Mirza Adityaswara berpendapat, bagi investor jangka pendek di pasar keuangan, peringkat utang Indonesia ini sesuai perkiraan. Bahkan, imbal hasil surat utang negara (SUN) Indonesia kian membaik ke arah 6,1 persen. Angka ini lebih baik daripada negara-negara Eropa yang peringkatnya di atas Indonesia, misalnya Italia yang imbal hasil surat utangnya 7 persen.

Setelah memperoleh formalitas investment grade, dana portofolio jangka panjang akan mulai masuk ke Indonesia. Sisi pendanaan akan lebih aman. ”Jika pendanaan aman, apakah proyeknya ada?” tanya Mirza.

Hal senada diungkapkan ekonom Standard Chartered, Eric Sugandhi. Dana asing akan membanjiri Indonesia dalam berbagai bentuk. ”Apakah kita bisa menyalurkan ke sektor riil? Itu pertanyaannya,” katanya.

Ekonom Sustainable Development Indonesia, Dradjad Wibowo, mengatakan, dengan peringkat terbaru ini akan memberikan rasa nyaman bagi investor yang akan masuk ke portofolio ataupun foreign direct investment (investasi asing langsung). Dan, itu mencerminkan country rate atau risiko negara terkendali,” kata Dradjad. (IDR/LAS)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com