Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Mebel Merosot 20 Persen

Kompas.com - 29/12/2011, 04:11 WIB

Jakarta, Kompas - Perlambatan permintaan global karena krisis di kawasan Eropa dan Amerika Serikat telah berdampak buruk bagi kinerja ekspor mebel Indonesia. Dibandingkan dengan tahun lalu, ekspor mebel tahun ini diproyeksikan turun sebesar 20 persen.

Untuk mengantisipasi penurunan ke titik yang lebih rendah, tahun depan, para pengusaha akan fokus ke pasar alternatif, terutama China dan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Sampai dengan September 2011, total ekspor mebel tercatat 1,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 14,7 triliun), sementara pada periode sama tahun 2010 tercatat 1,9 miliar dollar AS. ”Jadi, dari September tahun lalu sampai saat ini sudah turun sekitar 16 persen. Sampai akhir Desember, penurunan diperkirakan mencapai 20 persen. Ekspor mebel tahun ini berada di tingkat 2,18 miliar AS,” kata Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono, Rabu (28/12), di Jakarta.

Dia mengatakan, tahun ini, sebenarnya Asmindo menargetkan ekspor 3 miliar dollar AS. Namun, krisis global yang tak kunjung selesai membuat target tersebut meleset. Tahun depan, Asmindo juga tidak terlalu optimistis. ”Target kami hanya ingin mengembalikan posisi ekspor seperti pada tahun 2010 senilai 2,7 miliar dollar AS. Kalau itu tercapai, berarti sudah lumayan,” paparnya.

Untuk mengantisipasi penurunan ekspor lebih jauh, lanjut Ambar, para pengusaha akan fokus ke negara-negara nontradisional. Selama ini, fokus mebel hanya ke lima negara besar, yakni Amerika Serikat, Jepang, Perancis, Inggris, dan Belanda. ”Posisi teratas masih diduduki Amerika Serikat, hanya pangsanya sedikit turun. Tahun lalu, pangsa Amerika Serikat mencapai 27,4 persen, sementara tahun ini dipastikan turun,” ujarnya.

Ambar mengatakan, negara nontradisional yang akan menjadi bidikan utama adalah China dan negara-negara ASEAN. China menjadi pilihan strategis karena di ”Negeri Tirai Bambu” tersebut bermunculan mal yang secara khusus menjual mebel.

”China telah berkembang menjadi pusat perdagangan mebel dunia. Kalau mebel kita hadir di sana, artinya target pasarnya luas, yakni negara-negara yang turut berdagang di China,” katanya.

Untuk pasar ASEAN, produk mebel Indonesia belum banyak hadir. Di Vietnam, misalnya, Indonesia tidak termasuk dalam lima negara eksportir mebel terbesar, sementara Malaysia dan Thailand masuk. Hal sama juga terjadi di Thailand dan Filipina. Hanya di Singapura mebel Indonesia berada di peringkat kelima.

Priyo Pratomo, Penasihat Eksekutif Asmindo, mengemukakan, untuk menggenjot ekspor, Asmindo akan menggelar pameran tahunan International Furniture and Craft Fair Indonesia, Maret tahun depan. Pembeli dari 120 negara diperkirakan hadir dalam acara tersebut.

”Momen tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pengusaha lokal untuk mendongkrak ekspor mereka. Hadirkan produk yang inovatif sesuai dengan selera pasar,” kata Priyo. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com