Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2012, Rumah Sangat Murah dari Kemenpera

Kompas.com - 30/12/2011, 13:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perumahan Rakyat akan terus melanjutkan amanat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni pembangunan rumah sangat murah dan rumah murah serta penanganan rumah bagi warga baru di perbatasan Nusa Tenggara Timur-Timor Leste.

Demikian diungkapkan Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat (Sesmenpera) Iskandar Saleh dalam Laporan Kinerja Kemenpera 2011 dan Rencana Kerja Kemenpera 2012. Iskandar memaparkan, pembangunan rumah sangat murah dan murah merupakan satu dari lima program pro-rakyat klaster IV, dengan kelompok sasaran masyarakat nelayan dan masyarakat di daerah tertinggal.

"Kemenpera akan melanjutkan direktif Presiden dengan anggaran keseluruhan pada tahun 2012 sebanyak Rp 9,5 triliun," kata Iskandar di Jakarta, Kamis (29/12/2011).

Menurut data rencana kerja Kemenpera 2012, pembangunan rumah sangat murah sebanyak 16.933 unit, sementara pembangunan rumah untuk masyarakat daerah tertinggal sebanyak 12.000 unit. Iskandar mengatakan, program rumah sangat murah ditujukan kepada masyarakat dengan pendapatan kurang dari Rp 1,2 juta per bulan seharga Rp 6-Rp 11 juta.

Untuk rumah murah, lanjut dia, ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan lebih besar sama dengan Rp 1, 2 juta, tetapi kurang dari Rp 2 juta dengan harga jual Rp 25 juta. Masyarakat tidak dikenai uang muka dengan bunga 6,42 persen dan tenor sampai dengan 15 tahun. Dengan tipe rumah 36 meter persegi, masyarakat dapat mengangsur Rp 220.500 per bulan.

Rumah di perbatasan

Iskandar menambahkan, program penanganan rumah bagi warga di perbatasan NTT-Timor Leste telah berhasil membangun rumah baru untuk 20.230 keluarga dari jumlah total warga baru sebanyak 104.436 jiwa.

"Untuk rumah bagi warga di perbatasan sudah terbangun sekitar 2.000 unit," ujarnya.

Namun, kondisi perumahan yang dibangun ternyata sudah mengalami kerusakan dan belum sepenuhnya didukung dengan PSU yang memadai. Selain itu, kondisi lingkungan hunian di kamp pengungsian di Kabupaten Belu dan Kabupaten Kupang juga tidak memiliki kepastian penyediaan tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Spend Smart
    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Work Smart
    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Whats New
    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Whats New
    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Whats New
    [POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    [POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    Whats New
    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Spend Smart
    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

    Whats New
    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Whats New
    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Whats New
    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Whats New
    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Work Smart
    Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

    Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

    Spend Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com