Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Perketat Kredit, Lawan Kekeringan Likuiditas

Kompas.com - 30/12/2011, 14:32 WIB
Orin Basuki

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com -- Bank-bank memperketat keran pencairan kredit pada debitur-debitur besar di pasar finansial dalam beberapa bulan terakhir. Sikap perbankan ini merefleksikan antisipasi mereka terhadap krisis perbankan di Eropa.

Demikian dilaporkan kantor berita Reuters dari Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (30/12/2011) saat memublikasikan hasil survei yang dilakukan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). The Fed tidak menunjuk secara eksplisit bahwa pengetatan kredit itu dilakukan perbankan Eropa, melainkan berlaku untuk perbankan di seluruh dunia.

Perusahaan keuangan berukuran besar menjadi sasaran pengetatan itu karena tengah berada di tengah tekanan akibat kekhawatiran yang meluas di Eropa, terutama akibat jalan buntu politis yang mengarah pada kegagalan bayar utang negara-negara Eropa.

"Respon perbankan itu merefleksikan kelanjutan yang nyata dari perkembangan ekonomi sebagai bukti pada survei September 2011," ungkap laporan The Fed tersebut.

Krisis Eropa telah menempatkan pasar finansial ke dalam ketakutan akan terulangnya kejatuhan tahun 2008. Saat itu, bank-bank dengan nilai investasi besar mengalami kegagalan operasi dan menyebabkan perlemahan ekonomi.

Langkah terakhir Bank Sentral Eropa (ECB) dalam mencegah pemburukan krisis adalah menerbitkan program penyaluran modal murah bertenor tiga tahun senilai 489 milliar euro pada bank-bank. Hal itu menyebabkan turunnya ongkos penerbitan utang di Italia.

Namun demikian, hanya sedikit analis yang melihat hal ini sebagai situasi yang berkelanjutan. "Saya memperkirakan (bank-bank) akan menyimpan uang mereka dideposit, sebab mereka takut akan kekurangan likuiditas dan situasi yang tidak bisa mereka hadapi, yakni penarikan obligasi secara besar-besaran. Sepanjang dana pihak ketiga terus terpuruk, maka kebutuhan mereka akan cadangan likuiditas semakin tinggi," ujar ekonom ING, Alessandro Giansanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com