Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merek Global Bisa Hambat Berkembangnya Mobil Nasional

Kompas.com - 25/01/2012, 13:44 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, mengatakan keberadaan perusahaan multinasional dengan merek global yang selama ini menguasai pasar nasional bisa menghambat produksi mobil nasional.

"Resistensi dari perusahaan multinasional dengan merek global yang selama ini telah menguasai pasar nasional (bisa menjadi hambatan bagi produksi mobil nasional). Perlu diwaspadai upaya-upaya dalam menghambat berkembangnya mobil nasional ini," sebut Budi, di DPR, Jakarta, Rabu ( 25/1/2012 ) .

Budi menerangkan, sebenarnya mobil nasional berpeluang untuk berkembang seiring dengan potensi pasar dalam negeri yang besar. Potensi pasar ini besar karena ditopang oleh pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita. "Kondisi ekonomi global yang dibayang-bayangi krisis menjadi peluang dalam menciptakan pasar nasional melalui produk nasional," tambah dia.

Tapi sejumlah tantangan dan hambatan bisa membatasi gerak produksi mobil nasional. Faktor selera masyarakat, kemampuan teknologi industri lokal hingga pemenuhan skala ekonomi menjadi sejumlah tantangan yang harus dihadapi.

Budi menyebutkan, pemerintah perlu mendukung produksi mobil nasional agar produk ini bisa mendapatkan kepercayaan masyarakat. Misalnya saja, kata dia, pemerintah melakukan pembelian tahap awal mobil nasional.

Kemenperin pun melihat ada beberapa hambatan, salah satunya, mobil nasional harus bisa memenuhi persyaratan teknis terkait regulasi keselamatan dan kualitas yang telah berlaku di Indonesia. Mobil nasional juga bisa terhambat oleh Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). "Bila (mobil nasional) menggunakan komponen impor harus mempertimbangkan HaKI sehingga tidak dituntut di kemudian hari oleh pihak lain," pungkasnya.

Sejauh ini, produk mobil nasional yang telah diproduksi diantaranya merek Gea oleh PT Inka (BUMN), merek Tawon oleh PT Super Gasindo Jaya, merek Mahator oleh PT Maha Era Motor, hingga merek Esemka oleh SMK Surakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com