Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kuli Panggul, Sumarna Jadi Juragan Cabai Beromzet Miliaran

Kompas.com - 16/02/2012, 05:10 WIB

Hasil keuntungan berjualan cabai ia putar untuk membeli tanah dan membeli angkutan kota. "Hasil dagang mesti pandai menyimpan. Dagang harus jujur dan jangan ijo kalau lihat duit," ujarnya.

Bak roda yang selalu berputar, bisnis Sumarna kerap mengalami pasang surut. Ia sukses membesarkan usahanya saat memutuskan pindah lokasi berjualan ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada tahun 1970. Pemilik kios Murah Rezeki ini terbantu berkat hubungan baiknya dengan relasi, seperti pelanggan maupun para pemasok dari Pasar Senen, Jakarta Pusat, lokasi kiosnya dahulu.

Dalam waktu singkat, usahanya dari berjualan cabai merah, cabai rawit, serta tomat di pasar induk makin berkibar. Ia pun berhasil melunasi cicilan kiosnya hanya dalam jangka waktu tujuh tahun. Selama sepuluh tahun berjualan, langganan tetap Sumarna adalah para pedagang pasar tradisional di Jakarta. Pada tahun 1980-an, komoditas dagangannya mulai merambah pusat perbelanjaan modern, seperti supermarket.

Pada awalnya, ekspansi ke pasar swalayan itu berjalan lancar. Bahkan, dapat memperbesar pemasukannya. Namun, setelah sepuluh tahun berjalan, penjualannya di pasar modern merosot.  Bahkan, Sumarna sempat merugi ratusan juta lantaran barang yang rusak tidak diganti pihak swalayan. "Lama-kelamaan saya merugi karena mereka ambil barang dulu baru bayar," ujarnya.

Akhirnya, pada tahun 1990, Sumarna memutuskan berhenti memasok pasar modern. Untungnya, penjualan Sumarna di pasar induk tetap berjalan normal. Di pasar induk ini, ia tetap menjadi langganan para pedagang pasar tradisional di Jakarta dan sekitarnya, seperti Pasar Cengkareng, Pasar Jembatan Dua, dan Pasar Pesing.

Dari situ keuntungan tetap mengalir ke kantong Sumarna. Sebagian besar laba jualan itu ditabungnya di bank. Dari hasil jerih payahnya, jumlah tabungannya mencapai miliaran rupiah. Namun, cobaan kembali menghampirinya. "Duit saya dikorupsi lima karyawan saya yang tidak jujur," ungkap dia penuh sesal.

Sumarna bercerita, penggembosan tabungan dilakukan secara bertahap sejak pada akhir tahun 2010. Pertengahan tahun 2011 ia baru menyadari tabungannya berisi Rp 1,8 miliar ludes dicuri pegawainya. Modus penilapan uang oleh karyawannya sangat merugikan Sumarna. Misalnya, dari pasokan 10 kg tomat, karyawannya hanya membayar ke pemasok sebanyak 3 kg. Kejadian itu berlangsung selama sekitar enam bulan. Tahu-tahu tagihan pembayaran dari pemasok menggelembung. "Jadi tanpa sadar, saya harus membayar pasokan barang sebanyak dua kali," ujarnya.

Sadar telah tertipu, Sumarna langsung memecat kelima karyawannya. "Biarlah, saya hanya bisa menangis di batin saja dan tetap bertahan," kata dia.

Sebagai seorang pebisnis, Sumarna memiliki jiwa pantang menyerah. Kendati pernah nyaris bangkrut ketika ditipu karyawannya, ia tidak patah arang. Setelah ditipu karyawannya hingga miliaran rupiah, Sumarna sempat jatuh terpuruk. Usaha yang telah dirintisnya selama puluhan tahun nyaris bangkrut. Hampir saja ia berputus asa. "Saat itu modal saya habis, saya sangat syok dan ingin berhenti berdagang," kenang Sumarna.

Namun, berkat dorongan para kolega dan keluarga, Sumarna pun mencoba bangkit kembali. Lantaran sudah mempunyai jiwa dagang sejak muda, tidak butuh waktu lama baginya untuk mengobarkan lagi semangat wirausahanya. Saat kembali mencoba bangkit, langkah pertama yang dilakukannya adalah memecat lima karyawannya yang diduga melakukan penipuan.

Agar kejadian serupa tidak terulang lagi, ia merekrut karyawan dari kerabat sendiri. "Saya merekrut saudara dari kampung halaman," kata pria asli Serang, Banten, ini.

Untuk menambah modal berjualan, Sumarna melego sebidang tanah miliknya seharga Rp 185 juta. Berkat keuletannya, selang enam bulan dari kasus penipuan, kondisi permodalan usahanya berangsur stabil. Alhasil, stok sayuran di kiosnya tetap tersedia dalam jumlah memadai. Tak heran bila kiosnya tetap diburu pelanggan dari kalangan pedagang pasar tradisional di Jabodetabek. Saat ini ia mampu melayani penjualan sekitar 1,5 ton cabai merah, 2,5 ton cabai rawit, dan 6 ton tomat per hari.

Dari penjualan sebanyak itu, omzet mengalir ke kantongnya mencapai Rp 107 juta per hari atau Rp 3 miliar dalam sebulan. Kendati usahanya kini semakin membaik, Sumarna belum berencana melakukan ekspansi usaha dan menambah gerai penjualan cabai. Alasannya, usianya kini sudah tidak lagi muda. "Kalau umur saya masih muda mungkin saja ada pemikiran untuk membuka cabang lagi," jelas dia. (Noverius Laoli/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Whats New
    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    Whats New
    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Whats New
    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Whats New
    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Whats New
    Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

    Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

    Whats New
    Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

    Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

    Whats New
    Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

    Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

    Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

    Whats New
    Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

    Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

    Spend Smart
    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

    Spend Smart
    Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

    Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

    Whats New
    OJK Cermati Aksi Jual Saham oleh Asing di BEI

    OJK Cermati Aksi Jual Saham oleh Asing di BEI

    Whats New
    Sekjen ASEAN Ucapkan Selamat atas Capaian Proses Aksesi Indonesia ke OECD

    Sekjen ASEAN Ucapkan Selamat atas Capaian Proses Aksesi Indonesia ke OECD

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com