Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulusan Agribisnis Justru Banyak Dicari

Kompas.com - 13/03/2012, 17:36 WIB
Lasti Kurnia

Penulis

CIANJUR, KOMPAS.com — Pertanian kerap menjadi jurusan dalam ilmu pendidikan yang kurang populer di mata remaja masa kini, berbeda dengan ilmu komputer yang banyak digandrungi. Padahal, lulusan ilmu pertanian justru banyak dicari di pasar tenaga kerja, seperti yang terjadi pada para lulusan Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura di SMKN 1 Pacet, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (13/3/2012).

Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultra di SMKN 1 Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, misalnya, kini mendapat saingan baru. SMKN I membuka Jurusan Teknologi Komputer Jaringan. Siswa baru berbondong-bondong mendaftar ke jurusan baru ini, tetapi para tenaga pengajar di sekolah tersebut mengatakan bahwa sebenarnya pasar tenaga kerja tetap lebih mudah menyerap lulusan agribisnis.

”Tahun lalu lulusan jurusan Agribisnis di sekolah ini semua langsung terserap. Kira-kira ada 100 lebih siswa. Sebagian membuka usaha sendiri dengan modal dari orangtua, sebagian langsung kerja di perusahaan,” kata Nandang Jauharudin, Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Pacet.

Menurut Nandang, saat ini sejumlah perusahaan bahkan datang langsung ke sekolah untuk melakukan rekrutmen. Kadang jumlah siswa yang ada justru kurang untuk memenuhi kebutuhan pasar.

”Perusahaan-perusahaan mencari. Bahkan murid yang sudah lulus lalu merasa tidak cocok dengan pekerjaannya, lalu keluar, akan datang kembali ke sekolah untuk mencari lowongan baru,” lanjut Nandang.

Jurusan Agribisnis ini diakui Nandang sangat mudah mendapat pekerjaan. Tidak dapat pun, dapat langsung bekerja mandiri. Mereka juga bisa melanjutkan ke perguruan tinggi negeri atau bahkan magang ke luar negeri. Namun, memang jumlah murid yang masuk ke jurusan ini saat ini kalah banyak dari jurusan baru, yaitu Jurusan Komputer Jaringan.

”Mungkin banyak yang berpikir belajar pertanian itu capek, mesti mencangkul misalnya sehingga lebih banyak yang mendaftar di Jurusan Komputer Jaringan. Namun lebih sulit menyalurkan tenaga lulusan jurusan itu. Mungkin karena pasar tenaga kerja di bidang komputer telah ramai,” kata Nandang.

Ahmad Fauzi (18), yang saat ini telah duduk di kelas 12, bercita-cita di masa depan bisa mempunyai usaha Agribisnis terpadu mulai dari produksi hingga pengolahan pascapanen. Remaja asal Cibodas ini awalnya dimasukkan oleh kedua orangtuanya yang petani ke SMKN 1 Pacet dengan harapan mendapat masa depan yang lebih baik dari orangtuanya.

”Dulu saya tidak terpikir akan bercita-cita di bidang agribisnis. Pikiran saya dulu ingin jadi ahli komputer. Kelihatannya orang duduk di depan komputer itu keren. Sekarang sejak sekolah di jurusan ini, saya tidak lagi berminat di ilmu komputer,” kata Ahmad yang ingin melanjutkan sekolahnya hingga tingkat perguruan tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com