Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gairah Bisnis Tenun Ikat

Kompas.com - 22/04/2012, 12:35 WIB

Hasil tenun diantar ke Meta. Selendang panjang 1 meter dan lebar 20-40 sentimeter dihargai Rp 150.000-Rp 400.000 per lembar. Harga tergantung dari tingkat kesulitan proses mengadakan benang sampai menjadi kain. Sementara sarung panjang 1,7 meter dan lebar 1,5 meter dijual Rp 1,7 juta-Rp 2,5 juta. Sarung berbenang kapas jelas lebih mahal.

Hasil tenunan dengan bahan benang toko hanya Rp 50.000-Rp 200.000 per selendang. Sarung dijual Rp 250.000-Rp 750.000 per lembar.

Diekspor

Tenunan berbahan kapas lokal lebih diminati turis. Tenunan ini sebagian besar dikirim ke Australia, Jerman, dan Belanda untuk dipamerkan. Tenunan asli juga untuk mas kawin, urusan adat, dan penghargaan kepada raja-raja Timor. Nilai adatnya tinggi.

Tahun 1999, Museum Darwin memesan 3.000 lembar kain sarung asli senilai Rp 2 juta per lembar. Dua pekan kemudian, mereka mengirim 2.000 dollar Australia untuk pembelian 50 lembar sarung lagi.

Usaha tenun ikat ini digeluti sejak tahun 1989 setelah Meta mengikuti studi banding ke Sabu Raijua, NTT, bersama sejumlah ibu dari Australia, Medan, dan Singapura. Dia mengumpulkan 10 anggota PKK, kemudian menggeluti usaha itu.

Kelompok binaan Meta terus berkembang. Ia mengaku sudah membina ribuan kaum ibu dan pria dalam bentuk kelompok. Ada juga yang lantas membuka usaha sendiri.

Ke-42 kelompok tenun ikat binaan Meta menghasilkan 600-700 lembar sarung per tahun, juga 2.000-2.500 lembar selendang. Kain biasanya dijual ke Yayasan Taveam Pah atau langsung ke pasar setempat.

Satu anggota dapat menghasilkan 3-5 sarung, termasuk selendang. Sarung dijual Rp 1,5 juta-Rp 2,5 juta per lembar. Hasil penjualan sangat membantu biaya pendidikan anak, membangun rumah, dan kesehatan.

Namun, karena hampir semua keluarga punya keterampilan tenun ikat, Yayasan Taveam Pah membelinya, kemudian menjualnya ke Kupang, Surabaya, dan Denpasar, bahkan ke luar negeri. Ekonomi keluarga pun maju sekaligus budaya pun langgeng.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com