Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Atasi Kemacetan dari Diri Sendiri

Kompas.com - 25/04/2012, 03:49 WIB

SLAMET JP

Di tengah situasi kemacetan yang kian mendera, sejumlah warga Jakarta memantapkan diri beralih menggunakan transportasi massal. Warga meyakini, mengurai kemacetan Jakarta tidak bisa mengandalkan pemerintah. Butuh kesadaran warga kota membatasi penggunaan kendaraan pribadi.

Kesimpulan di atas terangkum dari hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 27-28 Februari 2012. Tiga dari empat responden menyatakan pembatasan penggunaan dan kepemilikan kendaraan pribadi akan dapat mengurangi masalah kemacetan dan transportasi di Jakarta.

Karena itu, responden yang saat ini belum menggunakan angkutan umum untuk perjalanan sehari-hari (55,6 persen) siap beralih ke angkutan umum, sepanjang moda tersebut cukup ketersediaannya, nyaman, dan aman. Salah satu moda yang menjadi favorit adalah bus transjakarta.

Keinginan beralih menggunakan bus transjakarta ini sejalan dengan tren pertambahan penumpang bus yang melintas di jalur khusus ini. Data dari Badan Layanan Umum Transjakarta menunjukkan, penambahan jumlah koridor dan armada bus pendukung telah meningkatkan jumlah penumpang. Tahun 2011 jumlah penumpang yang diangkut bus transjakarta di 11 koridor sekitar 115 juta orang.

Kesadaran untuk beralih menggunakan transportasi massal sangat penting untuk mengurai kemacetan di Jakarta. Situasi kemacetan di ibu kota seakan tak terpecahkan. Data yang dilansir Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyebutkan, setiap hari di Jakarta ada 21,9 juta perjalanan dari tengah dan berbagai penjuru daerah penyangga.

Penggunaan kendaraan pribadi terus meningkat. Sebanyak 48,7 persen perjalanan menggunakan sepeda motor dan 13,5 persen menggunakan kendaraan roda empat. Hanya 2 persen yang menggunakan bus transjakarta dan 3 persen menggunakan kereta rel listrik.

Akibatnya, laju kendaraan bermotor di Jakarta hanya bergerak dengan kecepatan 10-20 kilometer per jam pada jam sibuk. Hal itu setara dengan kecepatan sepeda dalam kondisi normal. Dapat dibayangkan pemborosan bahan bakar yang terjadi pada 5,4 juta sepeda motor dan 2,6 juta kendaraan roda empat atau lebih.

Kondisi itu diperparah dengan potensi 5,5 juta kendaraan di kota-kota penyangga yang menyerbu Jakarta pada jam sibuk, luas jaringan jalan yang terbatas, plus tambahan 2.600 kendaraan baru per hari bernomor polisi B, tak mustahil kecepatan kendaraan akan menjadi nol km per jam pada 2014.

Data Polda Metro Jaya mencatat terjadi peningkatan jumlah perjalanan keluar dan masuk Jakarta dari wilayah sekitarnya sebesar 27 persen pada periode 2002-2010. Terbanyak adalah dari arah barat (Tangerang, Tangerang Selatan, dan sekitarnya) mencapai 42,1 persen. Sebanyak 30,9 persen dari arah selatan (Depok, Bogor, dan sekitarnya) dan 27 persen dari arah timur (Bekasi dan sekitarnya).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Bank OCBC NISP Raup Laba Bersih Rp 1,17 Triliun per Kuartal I-2024

Bank OCBC NISP Raup Laba Bersih Rp 1,17 Triliun per Kuartal I-2024

Whats New
Resmikan Jarvis 2024, Menperin Pacu Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Vokasi Industri

Resmikan Jarvis 2024, Menperin Pacu Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Vokasi Industri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com