Jakarta, Kompas
Hal ini diungkapkan Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (Aseli) Mukhtasor, yang juga anggota Dewan Energi Nasional, Minggu (29/4), di Jakarta.
Survei potensi yang dilakukan Aseli menunjukkan potensi energi laut dalam skala praktis mencapai 49.000 MW. Potensi ini terbesar ada di Bali, Nusa Tenggara, dan Riau. Dari potensi itu, yang siap dimanfaatkan dalam jangka pendek 6.000 MW.
Menurut Mukhtasor, untuk mendorong pembangunan pembangkit energi ini, pemerintah diharapkan mendorong proyek uji coba pembangkit listrik tenaga energi laut 1 megawatt (MW). Sementara itu, PLN sedang mengkaji pembangunan pembangkit 2 MW dari gelombang atau arus pasang surut air laut.
Di dunia, pembangkit listrik dari energi terbarukan akan mencapai 303 gigawatt pada tahun 2030. Sebagian besar pembangkit itu ada di Eropa. Dampak ekologi target itu dapat mengurangi 2,1 triliun ton CO
Di Asia, Korea Selatan dapat menjadi contoh karena negeri ini telah membangun pembangkit listrik dari gelombang laut hingga kapasitas 254 MW dan arus laut 50 MW.
Djoko Winarno dari Masyarakat Kelistrikan Indonesia melihat sampah kota juga berpotensi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik. Sampah yang terkumpul di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang, misalnya, dapat menghasilkan energi listrik 100 MW.
Sampah dari DKI Jakarta saja yang mencapai 7.500 ton per hari dapat menghasilkan listrik 150 MW hingga 300 MW.
Mukhtazor melihat hingga kini peta jalan energi terbarukan belum jelas penjabarannya. Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) diharapkan dapat menjembatani pencapaian peta jalan tersebut. Dalam hal ini, METI dapat menganalisis kebijakan yang telah ada.
Energi terbarukan dapat kompetitif bila harga bahan bakar minyak tidak disubsidi dan penerapannya di wilayah perbatasan.
Ketua METI Rachmat Gobel mengatakan, sejak tahun 2006 hingga 2012, belum ada peta jalan yang tercapai dan sejauh ini belum ada laporan tentang pencapaiannya. Padahal, peta jalan itu telah lama dibuat.
Menurut Rachmat, perlu kepastian yang jelas tentang program pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Ia melihat program itu tidak mengalami perkembangan.