Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsensus Produk Halal, BSN Akan Libatkan Masyarakat

Kompas.com - 13/06/2012, 15:06 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Standarisasi Nasional (BSN) berencana melibatkan seluruh pihak dalam standarisasi produk halal, tidak terkecuali masyarakat umum. Masyarakat akan dimintai pendapat oleh BSN mengenai konsensus jaminan produk halal.

"Kami (BSN) akan melibatkan berbagai golongan masyarakat dalam penetapan produk halal. Masyarakat umum akan dimintai pendapatnya untuk membantu kerja BSN menetapkan konsensus standarisasi produk halal," ujar Heru Suseno, perwakilan Badan Standarisasi Nasional di Seminar RUU Jaminan Produk Halal di DPR, Jakarta, Rabu (13/06/2012).

Heru Suseno mengatakan, auditor sertifikasi produk halal haruslah berasal umat Islam. BSN juga akan memfasilitasi sertifikasi produk halal dan pelaksanaan produk halal. Menurut Heru, dalam sistem penilaian kesesuaian produk yang dijadikan tolak ukur BSN dalam melakukan sertifikasi, akreditasi dan sertifikasi berperan dalam standarisasi.

"Dalam menetapkan standarisasi, BSN bekerja dengan serius, yaitu melibatkan auditor dan akademisi yang berperan dalam akreditasi serta sertifikasi produk," kata Heru Suseno.

BSN sebagai lembaga standarisasi pemerintah telah diakui oleh badan terkait Internasional. Contohnya ISO. BSN juga menyebutkan bahwa di dalam OKI, lembaga Islam Internasional, juga ada badan yang mengatur standarisasi, yaitu SMIC. BSN sendiri belum bergabung menjadi SMIC karena hal tersebut membutuhkan koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Luar Negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com