Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit Diperkirakan Melebar Jadi 2,4 Persen

Kompas.com - 06/07/2012, 05:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012 melebar 2,3-2,4 persen terhadap produk domestik bruto. Hal itu karena melesetnya sejumlah asumsi dan besarnya realisasi subsidi energi.

Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat serta Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (5/7), menyatakan, realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 diperkirakan 2,3-2,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau lebih tinggi dari asumsi sebesar 2,23 persen terhadap PDB.

Perkiraan itu didasarkan atas dinamika indikator ekonomi makro semester I-2012 dan prediksi perekonomian sampai dengan akhir tahun. Semester I-2012 telah mencatatkan defisit senilai Rp 36,1 triliun. Tingginya belanja pemerintah yang mendorong defisit tersebut terutama dikontribusi besarnya subsidi energi yang porsinya terbesar, yakni Rp 124,4 triliun atau 61,5 persen.

Tingginya subsidi, menurut Agus, disebabkan tingginya realisasi harga jual minyak mentah Indonesia senilai Rp 118 dollar Amerika Serikat (AS) per barrel. Faktor lain, melemahnya kurs rupiah, yakni Rp 9.203 per dollar AS dari asumsi senilai Rp 8.747 per dollar AS.

”Apabila tidak dilakukan langkah-langkah pengamanan, defisit anggaran diperkirakan lebih tinggi, yakni 2,5 persen terhadap PDB. Ini berpotensi melanggar undang-undang,” kata Agus.

Anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Laurens Bahang Dama, berpendapat, pemerintah harus ketat mengendalikan subsidi bahan bakar minyak. Salah satunya distribusi harus tepat sasaran.

Pemerintah memprediksi pendapatan negara tahun 2012 senilai Rp 1.362,4 triliun atau 100,3 persen dari target APBN-Perubahan (APBN-P) 2012. Belanja negara diperkirakan Rp 1.553,2 triliun atau 100,3 persen dari pagu APBN-P 2012. Defisit anggaran diperkirakan Rp 190,8 triliun atau 2,3 persen terhadap PDB. Defisit diperkirakan ditutup dari pembiayaan anggaran yang berasal dari utang dalam negeri Rp 199,9 triliun dan utang luar negeri Rp 9,1 triliun. (LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com