Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/07/2012, 15:35 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, berpandangan bahwa studi kelayakan proyek Jembatan Selat Sunda bisa saja menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Akan tetapi, menurut dia, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. "Jadi begini kalau dari APBN memang baik-baik saja cuma masalahnya APBN itu, satu, kapan mau dianggarkan?," ujar Hatta, seusai mengikuti Pemilukada DKI Jakarta, di dekat kediamannya, Cilandak, Jakarta, Rabu (11/7/2012).

Hatta melanjutkan, hal kedua yang perlu diperhatikan adalah apakah Pemerintah Daerah selaku inisiator, yakni Pemda Lampung dan Banten, menyetujui. Lalu, lanjut dia, dengan dibiayainya studi kelayakan JSS dari dana APBN maka akan timbul polemik dengan Pemda lain.

"Belum lagi daerah lain akan bilang kenapa FS (Feasibility Studies) kok sampai triliun rupiah. Padahal dia juga pingin bangun dengan berapa rupiah saja (susah). Sulawesi bicara, Kalimantan bicara, tentu akan gaduh," terang Hatta.

"Jembatan telat dibangun, gaduh berbulan-bulan," tegasnya.

Hatta pun berujar, sebenarnya Pemerintah telah melakukan kajian selama dua tahun untuk proyek JSS tersebut. Ditegaskan dia, konsepnya, Pemerintah tidak menggunakan dana APBN karena besar dana yang dibutuhkan mencapai Rp 150 atau 200 triliun.

"Oleh karena itu jembatan itu kita sebut sebagai kawasan Jembatan Selat Sunda, di mana pengembangan kawasan ini tidak lepas dari the greater Jakarta, MP3EI koridor I itu. Tidak terlepas daripada penyebaran aktivitas dan pertumbuhan pusat-pusat baru," katanya.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo pernah menyampaikan bahwa studi kelayakan proyek JSS pasti dilakukan oleh Pemerintah. Kementerian Pekerjaan Umum akan menjadi pemimpin dalam melakukan studi kelayakan proyek tersebut.

"Nanti FS (Feasibility Studies)-nya disusun oleh Pemerintah. Siapa yang harus leading? Menteri Pekerjaan Umum (Djoko Kirmanto) karena Menteri PU bertanggung jawab atas konstruksi dan pembangunan," sebut Agus, di DPR, Jakarta, Kamis (5/7/2012).

Agus menekankan studi kelayakan proyek JSS harus dilakukan Pemerintah. Itu dilakukan untuk mengantisipasi kondisi yang buruk atau tidak efisien yang bisa terjadi pada proyek tersebut.

"Jadi kami merasa FS JSS harus disiapkan Pemerintah supaya Pemerintah tahu apa yang mau dilakukan," tegasnya.

Nantinya, studi kelayakan akan memuat bukan hanya desain konstruksi tetapi termasuk dasar hukum, kelayakan, sumber pendanaan, sumber utang hingga perlu tidaknya penjaminan oleh Pemerintah.

"Jadi tidak mungkin itu bisa dilakukan kalau bukan dilakukan oleh Pemerintah," ucap Agus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turun Rp 5.000, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 1 Desember 2023

Turun Rp 5.000, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 1 Desember 2023

Whats New
BI Tarik Peredaran 3 Uang Logam Pecahan Rp 500 dan Rp 1.000

BI Tarik Peredaran 3 Uang Logam Pecahan Rp 500 dan Rp 1.000

Whats New
Harga BBM Shell Turun Semua Per 1 Desember 2023, Simak Daftarnya

Harga BBM Shell Turun Semua Per 1 Desember 2023, Simak Daftarnya

Spend Smart
Perkuat Bisnis Jasa Pertambangan, Samindo Resources Akuisisi 74 Persen Saham Transkon Jaya

Perkuat Bisnis Jasa Pertambangan, Samindo Resources Akuisisi 74 Persen Saham Transkon Jaya

Whats New
Inflasi November 2023 Capai 0,38 Persen, Harga Cabai Jadi Pendongkrak

Inflasi November 2023 Capai 0,38 Persen, Harga Cabai Jadi Pendongkrak

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 1 Desember di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 1 Desember di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga BBM Pertamina Per 1 Desember 2023 Turun, Pertamax Kini Rp 13.350 Per Liter

Harga BBM Pertamina Per 1 Desember 2023 Turun, Pertamax Kini Rp 13.350 Per Liter

Whats New
Pemimpin Sebagai Fasilitator untuk Ciptakan Budaya Kinerja Tinggi

Pemimpin Sebagai Fasilitator untuk Ciptakan Budaya Kinerja Tinggi

Work Smart
Mengawali Desember, IHSG dan Rupiah Tertekan

Mengawali Desember, IHSG dan Rupiah Tertekan

Whats New
Pemerintah Mau Bikin 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Sekaligus di Bandung

Pemerintah Mau Bikin 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Sekaligus di Bandung

Whats New
Lini Produksi Bertambah dan Penjualan Naik, Harita Nickel Bukukan Kinerja Solid per Kuartal III-2023

Lini Produksi Bertambah dan Penjualan Naik, Harita Nickel Bukukan Kinerja Solid per Kuartal III-2023

Whats New
BCA Perkirakan Jumlah Nasabah Bisa Mencapai 40 Juta di Sisa 2023

BCA Perkirakan Jumlah Nasabah Bisa Mencapai 40 Juta di Sisa 2023

Whats New
BPR KRI Gulung Tikar, LPS Kembalikan Dana Tabungan Nasabah

BPR KRI Gulung Tikar, LPS Kembalikan Dana Tabungan Nasabah

BrandzView
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini 1 Desember, Ini Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini 1 Desember, Ini Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Gandeng Anak Usaha PLN, Utomodeck Group Bangun Infrastruktur Energi dan Mobilitas Bersih di RI

Gandeng Anak Usaha PLN, Utomodeck Group Bangun Infrastruktur Energi dan Mobilitas Bersih di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com