Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LNG Akan Digunakan untuk Bahan Bakar

Kompas.com - 16/07/2012, 02:36 WIB

Nusa Dua, Kompas - PT Pertamina (Persero) menjajaki kemungkinan gas alam cair (liquefied natural gas) untuk bahan bakar gas bagi sektor transportasi. Hal ini untuk mendukung program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas.

Wakil Presiden Teknologi Gas dan Pembangkit PT Pertamina Daniel Syahputra Purba mengemukakan hal itu di sela-sela Forum LNG, akhir pekan lalu, di Nusa Dua, Bali.

Menurut Daniel Purba, LNG bisa dipakai untuk bahan bakar bagi angkutan umum ukuran besar. Di luar negeri, seperti Amerika Serikat, bahkan sudah ada stasiun pengisian bahan bakar khusus LNG.

Keekonomian pemakaian LNG untuk bahan bakar masih sebatas untuk kendaraan dalam ukuran besar. Pemakaian LNG untuk sedan belum ekonomis. Di AS, misalnya, LNG untuk bahan bakar truk-truk jarak jauh karena lebih efektif.

”Kami mempromosikan LNG sebagai bahan bakar transportasi, tidak hanya untuk industri dan pembangkit listrik,” katanya. Untuk menerapkan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke LNG, harus ada sosialisasi ke publik agar masyarakat tidak takut memakai BBG seperti LNG.

Untuk itu, pihaknya menguji coba pemakaian LNG untuk satu unit bus operasional di Kilang Bontang, Kalimantan Timur, dengan memodifikasi bus tersebut. Apalagi, LNG sudah tersedia di lokasi kilang itu. ”Kami berharap tahun ini sudah bisa dimulai uji cobanya. Kami akan membuktikan bahwa LNG aman dan bersih bagi kendaraan bermotor,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga menjajaki kemungkinan memasok LNG untuk perusahaan pertambangan karena konsumsi bahan bakarnya besar. Pihaknya sedang membahas hal itu dengan Indominco, perusahaan tambang batubara yang berlokasi di dekat Kilang Bontang, dan mendapat respons positif.

Untuk pertambangan, realisasinya membutuhkan waktu sekitar enam bulan ke depan. Jadi, nanti ada semacam SPBU khusus LNG yang bergerak ke lokasi-lokasi tambang. ”Ada tangki LNG lengkap dengan dispensernya yang bisa langsung mengisi ke tangki truk,” katanya.

”Kami sudah melihat perusahaan yang membuat tangki BBM, tangki CNG,” ujarnya. Untuk sementara, alat konversi LNG itu akan diimpor, misalnya, dari Amerika Serikat. Total harga untuk infrastruktur BBG jenis LNG berkisar 30.000-40.000 dollar AS per unit untuk tangki dan alat konversi di bus.

Sementara itu, Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono akan mendorong pemanfaatan gas untuk sektor transportasi. Pihaknya mengalokasikan gas untuk dijadikan bahan bakar gas.

Deputi Perencanaan BP Migas Haposan Napitupulu memaparkan, proyek pembangunan unit kilang (train) 3 Tangguh ditargetkan memproduksi LNG sebanyak 2,6 juta ton per tahun mulai tahun 2018. Untuk itu, potensi pasar LNG untuk proyek itu mulai dijajaki.

BP Migas selaku operator kilang Tangguh akan mengajukan pengembangan proyek unit kilang 3 proyek Tangguh akhir Juli ini. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com