Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan: Mobil Listrik Lebih Irit Duit

Kompas.com - 16/07/2012, 14:31 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah menguji coba mobil listrik buatan anak negeri sendiri. Dia mengklaim bahwa mobil listrik tersebut lebih irit dalam pengeluaran uangnya.

"Kalau pakai mobil biasa, Anda bisa menghabiskan biaya untuk bahan bakar minyak (BBM) sekitar Rp 300.000-Rp 400.000 per bulan. Tapi mobil listrik ini hanya menghabiskan Rp 50.000-Rp 60.000 sebulan. Jadi lebih irit," kata Dahlan selepas uji coba mobil listrik di kantor Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) Jakarta, Senin (16/7/2012).

Menurut Dahlan, dengan biaya pengeluaran untuk beli BBM yang lebih irit, otomatis juga akan mengurangi biaya pengeluaran keluarga per bulan. Dengan demikian, biaya BBM ini bisa dialokasikan untuk biaya yang lain.

Selain itu, mobil listrik ini juga akan lebih ramah lingkungan. Dengan memakai energi listrik, maka emisi yang dihasilkan pun nihil. "BBM ini lama-lama akan habis dan akan mahal. Masa kita mau subsidi BBM sampai ratusan triliun. Kita hidup dengan polusi yang begitu berat. Anda masih muda, masa mau menghirup polusi yang begitu berat. Dengan itu, semua beralih ke kendaraan listrik," katanya.

Hingga saat ini, Dahlan belum memperhitungkan masalah harga mobil. Namun, Dahlan hanya akan mengutamakan kualitas produk. "Saya belum konsentrasi mengenai harga karena saya fokus mengenai mutu. Bila sudah tidak menyita perhatian lagi, baru kita bicarakan harga, tapi ini tidak akan lebih mahal dari mobil biasa," katanya.

Berbeda penjelasan dengan Dahlan, pembuat mobil listrik itu, Dasep Ahmadi, justru mengatakan bila harga mobil listrik ini sedikit lebih mahal dibandingkan harga mobil biasa. "Harga mobil yang dipakai Dahlan Iskan ini sekitar Rp 200-Rp 300 juta. Lebih tinggi sedikit dibandingkan harga mobil biasa. Ada juga dengan harga di atasnya," kata Ahmadi.

Penyebab harga mobil listrik ini lebih mahal karena komponen mobil sebagian besar masih diimpor dari luar negeri. Ahmadi mengaku masih ada sekitar 50 persen komponen yang diimpor. Jika ingin harga ditekan, maka pemerintah harus mengupayakan agar komponen bisa dibuat di dalam negeri. Otomatis, harga barang impor untuk komponen juga harus ditekan.

Untuk membuat mobil listrik milik Dahlan Iskan ini, Ahmadi mengaku menghabiskan waktu sekitar 1,5 tahun. Yang membuat lama adalah pengaturan letak komponen mobilnya. "Meski harganya mahal, tapi biaya perawatannya lebih murah. Biaya listriknya juga murah, cuma Rp 1.000 per km. Setiap 50.000 km baru servis ke bengkel," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

    Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

    Whats New
    Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

    Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

    Whats New
    478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

    478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

    Whats New
    Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

    Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

    Earn Smart
    Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

    Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

    Earn Smart
    Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

    Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

    Whats New
    Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

    Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

    Earn Smart
    Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

    Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

    Whats New
    Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

    Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

    Whats New
    Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

    Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

    Whats New
    Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

    Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

    Earn Smart
    Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

    Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

    Spend Smart
    Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

    Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com