JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, banyak perusahaan asing dan lokal yang berminat membeli saham PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).
Namun, hingga saat ini pemerintah belum melepas Inalum secara langsung. "Mekanismenya negara dulu membeli, lantas Inalum akan dilelang. Siapa pun yang berani membayar dengan harga tinggi atau termahal, dialah yang berhak memiliki Inalum," kata Dahlan selepas melakukan Rapat Pimpinan di kantor Telkom Gatot Subroto Jakarta, Selasa (31/7/2012).
Hingga saat ini, Dahlan sudah kebanjiran pesanan untuk melepas Inalum. Investor yang berminat membeli Inalum adalah dari Jepang dan India.
Sementara perusahaan lokal yang berminat membeli Inalum adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), perusahaan BUMN, dan perusahaan swasta seperti PT Toba Bara Sejahtera. "Mereka tertarik membeli Inalum," tambahnya.
Sekadar catatan, kontrak kerja sama Indonesia dengan Jepang dalam PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bakal berakhir pada Oktober tahun depan.
Pemerintah pun sudah ancang-ancang mengambil alih 58,9 persen saham Inalum dari kepemilikan Nippon Asahan Aluminium (NAA) dengan menyiapkan anggaran hingga Rp 7 triliun.
Investor yang berminat membeli inalum tersebut adalah NAA sendiri yang masih melobi untuk memperpanjang kontrak. Selain itu, National Aluminium Company (Nalco) yang merupakan produsen alumunium asal India juga menyatakan siap membeli saham Inalum.
Bahkan, Nalco kabarnya sudah melakukan presentasi di depan Pemerintah Indonesia mengenai rencana pengambilalihan Inalum tersebut.
BL Bagra, pimpinan Nalco, mengakui perusahaannya memang berminat mengambil alih Inalum. Pihaknya kini tengah menunggu kabar dari Pemerintah Indonesia.
"Apakah Indonesia akan menawarkan kami bagian saham atau memberikan lagi ke Jepang, kami tidak tahu," ujar Bagra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.