Transaksi Berjalan Defisit 6,9 Miliar Dollar AS

JAKARTA, KOMPAS.com- Transaksi berjalan triwulan II-2012 mengalami defisit 6,9 miliar dollar AS, atau setara 3,1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini naik dibandingkan triwulan I-2011, yang defisit 3,2 miliar dollar AS atau setara dengan 1,5 persen PDB.

Demikian siaran pers Bank Indonesia yang ditandatangani Kepala Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dody Budi Waluyo, Jumat (10/8/2012).

"Kuatnya permintaan domestik di tengah menurunnya perekonomian global telah berdampak pada kinerja sisi eksternal perekonomian Indonesia," jelas Dody.

Defisit itu disebabkan menyusutnya surplus neraca perdagangan, sehingga tidak dapat mengimbangi defisit neraca jasa dan neraca pendapatan yang melebar. Sektor migas memberikan kontribusi negatif, karena defisit neraca perdag angan minyak lebih besar daripada surplus neraca perdagangan gas.

Di sisi neraca jasa, kenaikan defisit disebabkan oleh meningkatnya pembayaran jasa transportasi barang impor dan jumlah warganegara Indonesia yang bepergian ke luar negeri.

Adapun kenaikan defisit neraca pendapatan terjadi karena laba dan bunga yang diperoleh investor asing atas investasi mereka di dalam negeri meningkat, seiring dengan nilai investasi mereka yang terus bertambah.