Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2013, Penerimaan Negara Bukan Pajak Turun Tipis

Kompas.com - 17/08/2012, 15:34 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menegaskan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada RAPBN 2013 turun tipis. Hal itu disebabkan penyesuaian harga minyak dan lifting minyak.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan PNBP turun 4,9 persen dari Rp 341,1 triliun menjadi Rp 324,3 triliun. "Berdasarkan asumsi dasar ekonomi makro, ada penyesuaian di sisi harga minyak dan lifiting gas," kata Agus saat konferensi pers Nota Keuangan di kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (17/8/2012).

Tahun ini, APBNP untuk harga minyak sebesar 105 dollar AS per barel. Sementara RAPBN 2013 diasumsikan hanya sebesar 100 dollar AS per barel. Sementara harga lifting minyak cenderung diturunkan dari 930 ribu dollar AS per hari menjadi 900 ribu dollar AS per hari.

Di sisi lain, penerimaan pendapatan dalam negeri di tahun depan ditargetkan naik 10,7 persen dari Rp 1.357,4 triliun menjadi Rp 1.503,3 triliun. Penerimaan itu banyak dikontribusikan oleh penerimaan perpajakan sebesar 16 persen dari Rp 1.016,2 triliun menjadi Rp 1.178,9 triliun.

Dengan pendapatan dalam negeri tersebut, pendapatan negara di tahun depan ditargetkan naik 11 persen dari Rp 1.358,2 triliun menjadi Rp 1.507,7 triliun. "Penerimaan perpajakan ini memberikan kontribusi sebesar 78,4 persen terhadap penerimaan dalam negeri," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Whats New
    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Whats New
    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Whats New
    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    Whats New
    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Whats New
    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Whats New
    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    Whats New
    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Whats New
    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    Whats New
    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Whats New
    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Whats New
    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Work Smart
    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com