Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Penanaman Kedelai Grobogan

Kompas.com - 03/09/2012, 04:55 WIB

Keunggulan kedelai grobogan membuat Pemerintah Kabupaten Grobogan mendaftarkan kedelai temuan Tjandramukti sebagai benih unggul nasional pada 2008. Dalam penelitian lebih lanjut, oleh Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi), ditemukan dua jenis kedelai dari temuan ini.

Satu jenis kedelai berwarna kuning mengilap dengan produksi lebih rendah. Satu jenis lagi berwarna lebih kusam dengan produksi lebih tinggi. Jenis kedua akhirnya diresmikan menjadi benih unggul nasional dengan nama kedelai lokal grobogan.

Tak dilirik pemerintah

Sayangnya, kisah sukses petani Grobogan ini tak ditularkan pemerintah kepada petani di Tanah Air. Sampai Tjandramukti meninggal dunia tahun 2011, teknologi optimalisasi BMF yang diterapkan Tjandramukti tak dilirik pemerintah.

Adi, yang mendampingi sang ayah, sejak pulang dari Australia tahun 2003 pun tergerak melanjutkan misi ayahnya. ”Saya akan teruskan apa yang telah dimulai ayah saya,” kata Adi, awal Agustus lalu.

Selain meyakinkan petani agar terus menggunakan pola penanaman kedelai dengan teknologi BMF, Adi pun tak pernah berhenti menyosialisasikan teknologi tersebut kepada semua kalangan yang pernah ditemuinya, terutama dari perguruan tinggi.

Model pembuatan sumur resapan komunal yang diterapkan ayahnya di ladang-ladang petani kedelai hingga kini terus dilakukannya. Sumur sedalam 3 meter yang dibuat 6 hingga 12 buah dalam 1 hektar itu berfungsi mengondisikan tanah di sekitarnya menjadi daerah resapan air.

”Cara inilah yang membuat tanaman kedelai bisa tumbuh di daerah tersebut dan tidak kekurangan air walau musim kemarau,” ungkapnya.

Apa yang dirintis ayahnya diteruskan Adi. Ia mengawal para petani di Panunggalan yang menerapkan penanaman kedelai dengan teknologi optimalisasi BMF.

Maka, ketika krisis kedelai kembali terjadi dan sejumlah kalangan mengungkapkan Indonesia tidak cocok untuk pertanian kedelai, Adi hanya bisa mengurut dada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com