Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resi Gudang Masih Minim

Kompas.com - 21/09/2012, 02:44 WIB

Surabaya, Kompas - Meski sudah beroperasi sejak tahun 2008, pemanfaatan sistem resi gudang masih rendah. Pemerintah daerah diminta untuk turut mengambil peran agar sistem tersebut dapat dieskalasi. Lewat resi gudang, fluktuasi komoditas pangan bisa ditekan sehingga inflasi lebih terkendali.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Syahrul R Sempurnaja, dalam acara seminar resi gudang di Surabaya, Kamis (20/9), mengatakan sampai saat ini baru 623 resi gudang yang diterbitkan, dengan jumlah komoditas sebanyak 24.523 ton. Nilainya berkisar Rp 112,3 miliar. Dari total resi gudang, sebanyak 485 di antaranya dijaminkan ke bank untuk pembiayaan senilai Rp 63,2 miliar.

”Ini masih sangat kecil dibandingkan dengan total produksi komoditas di Indonesia. Jumlah gudang yang sudah kami bangun tercatat 80 buah yang tersebar di 58 kabupaten. Kami membutuhkan peran pemerintah daerah untuk mempercepat operasionalisasi sistem resi gudang,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, sejak awal sistem resi gudang didesain untuk mengatasi fluktuasi harga produk pertanian. Namun, dalam perkembangannya, fluktuasi tidak lagi setajam dulu.

”Akibatnya, daya tarik resi gudang mulai berkurang. Padahal, resi gudang juga bisa digunakan untuk pembiayaan,” katanya.

Menurut dia, peran pemerintah bisa berupa fasilitasi pembangunan gudang dan penggunaan anggaran untuk mendukung biaya operasional.

”Untuk tahap awal operasi, perlu dukungan dana dari pemerintah daerah supaya sistem resi gudang bisa lebih kompetitif. Dukungan dana akan memperkecil biaya sewa gudang yang harus ditanggung petani,” ujarnya. Ada tiga jenis biaya, yakni biaya proses standardisasi barang, biaya transportasi, dan biaya sewa gudang.

Terkait dengan pembiayaan, saat ini sudah ada enam bank yang melayani, yakni Bank Jatim, Bank Jateng, Bank DIY, Bank Jabar, Bank Kalimantan Selatan, dan Bank BRI. Keenam bank itu berkomitmen menyalurkan pinjaman lewat resi gudang sebanyak Rp 101 miliar, tetapi realisasinya baru Rp 27 miliar atau 26,7 persen.

Masih rendah

Pengamat pertanian Bustanul Arifin mengatakan, dari sembilan komoditas yang direkomendasikan, baru empat komoditas yang masuk ke sistem resi gudang, yakni gabah, beras, jagung, dan kopi. Sementara kakao, lada, rumput laut, rotan, dan karet belum masuk rekomendasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com