Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tarik Utang Rp 12 Triliun

Kompas.com - 22/09/2012, 02:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah dalam waktu dekat berniat menarik utang senilai Rp 12 triliun melalui penerbitan obligasi negara ritel. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari sumber pembiayaan terhadap belanja negara pada triwulan IV-2012.

Pembukaan masa penawaran obligasi negara ritel (ORI) tersebut secara resmi diluncurkan Kuasa Khusus Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakhpahan, di Jakarta, Jumat (21/9).

ORI bernomor seri 009 tersebut menawarkan tingkat kupon sebesar 6,25 persen. Pembayaran akan dilakukan per tanggal 15 setiap bulan dengan pembayaran pertama pada 15 November 2012.

Nilai minimum pemesanan adalah Rp 5 juta dan nilai maksimum adalah Rp 3 miliar. Tanggal penjatahan per 8 Oktober dan penerbitan per 10 Oktober 2012. Jatuh tempo per 15 Oktober 2015.

Penawarannya, menurut Robert, dilaksanakan pada 21 September-5 Oktober 2012. Pelaksananya adalah 22 agen yang telah ditunjuk, terdiri atas 17 bank dan 5 perusahaan sekuritas. Mereka akan memasarkan ORI-009 ke 28 kota di seluruh Indonesia, termasuk kota-kota di wilayah Indonesia tengah dan timur seperti Biak, Sorong, Kendari, Ternate, Gorontalo, Kupang, dan Ambon.

Sejak 2006, pemerintah telah menerbitkan delapan ORI. Fitur yang membedakan ORI-009 dengan delapan seri sebelumnya, menurut Robert, adalah diterapkannya minimum holding period (MHP) atau periode minimal untuk memindahtangankan kepemilikan ORI. ORI-009 baru dapat dipindahtangankan atau dijual ke investor lain setelah berakhirnya periode pembayaran kupon pertama. Tujuannya adalah memperluas basis investor.

ORI pada pasar perdana hanya ditujukan untuk investor individu. Selama ini, laju pemindahtanganan ORI dari investor individu ke institusi sangat cepat pada awal masa perdagangan ORI di pasar sekunder karena ORI diminati investor institusi.

Target utang dari rencana penerbitan ORI-009 adalah Rp 12 triliun. Ini adalah bagian dari kebutuhan utang kotor APBN-P 2012 senilai Rp 270 triliun.

Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting menambahkan, hingga 18 September, pemerintah telah menarik utang senilai Rp 206,8 triliun atau 76,48 persen. Realisasi itu terdiri atas surat utang negara (SUN) senilai Rp 161,2 triliun dan surat berharga syariah negara senilai Rp 45,5 triliun.

Realisasi SUN terdiri atas valuta asing senilai Rp 39 triliun dan domestik senilai Rp 122 triliun. (LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com