Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Commuterline Ditambah

Kompas.com - 26/09/2012, 04:45 WIB

Dengan jumlah penumpang itu, KRL baru melayani 2 persen dari keseluruhan perjalanan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Penumpang KRL diprediksi akan terus meningkat setiap tahun.

”Sesuai program pemerintah, pada tahun 2019 akan mengangkut 1,2 juta penumpang per hari,” kata Eva.

Untuk itu, KRL Commuterline akan ditambah secara bertahap. Pada tahun 2012, sesuai dengan rencana, akan didatangkan sebanyak 90 kereta bekas yang dibeli dari Jepang.

Dengan penambahan kereta, berarti akan menambah jumlah perjalanan kereta. Saat ini tercatat ada 531 perjalanan kereta, naik dari tahun 2009-2010 sebanyak 436 perjalanan.

Kenaikan tarif

Sementara itu, kenaikan tiket KRL sebesar Rp 2.000 tetap diberlakukan mulai 1 Oktober. Eva mengatakan, kenaikan tarif telah mengacu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 28 Tahun 2012. ”Kenaikan tarif dibutuhkan untuk meningkatkan keandalan yang ujungnya peningkatan pelayanan,” katanya.

Tarif yang berlaku saat ini belum mencukupi untuk melaksanakan rencana peningkatan sarana dan prasarana serta pengembangan KRL. Menurut Eva, kenaikan tarif antara lain akan digunakan untuk menambah petugas kebersihan dari 1 orang menjadi 2 orang dan petugas keamanan dari 2 menjadi 4 orang di setiap rangkaian kereta.

Menurut Dwianto (33), warga Serpong pengguna KRL, kenaikan tarif seharusnya tidak langsung Rp 2.000, tetapi Rp 1.000. Itu pun harus dibarengi dengan peningkatan layanan dan penambahan kereta. Ia mengeluhkan beberapa kali terjadi gangguan teknis sehingga pelayanan terganggu. ”Pastikan gangguan itu tidak terjadi lagi setelah kenaikan tarif,” katanya.

Agung (23), pengguna KRL juga, tidak setuju dengan rencana kenaikan tarif KRL. Kenaikan itu hanya akan menambah beban ribuan penumpang KRL yang selama ini justru telah mengurangi beban subsidi BBM. (RWN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com