Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Listrik ke Singapura Dijajaki

Kompas.com - 26/09/2012, 17:40 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pelayanan Listrik Nasional (Bright PLN Batam), anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), tengah menjajaki kemungkinan ekspor tenaga listrik ke Singapura.

Hal ini dilakukan seiring rencana dengan ekspansi usaha perusahaan itu, melalui pembangunan sejumlah pembangkit listrik.

Menurut Direktur Utama Bright PLN Batam, Dadan Koerniadipoera, usai menghadiri acara jumpa pers pameran dan seminar kelistrikan tahun 2012, Rabu (26/9/2012), di Jakarta.

Pihak Singapura akan mengundang PLN Batam pada Oktober mendatang, terkait kemungkinan anak usaha PLN itu mengekspor listrik ke negara tetangga Indonesia itu.

Rencana ekspor listrik itu dilakukan, karena pasokan listrik di Batam telah melebihi kebutuhan di daerah. Saat ini cadangan daya di Batam sekitar 150 megawatt (MW).

Sampai dengan tahun 2016 mendatang, pertumbuhan konsumsi listrik di Batam dari sekitar 300 MW naik menjadi 500 MW. Artinya, tiap tahun anak usaha PLN itu harus menambah pembangkit listrik, untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Batam.

"Syarat ekspor listrik adalah kebutuhan dalam negeri harus terpenuhi dulu. Kami menginginkan PLN jadi ban depan, bukan ban belakang yang mengejar pertumbuhan," katanya.

Sekarang PLN Batam hanya memiliki pembangkit listrik, dengan total kapasitas daya sekitar 20 persen dari total kapasitas daya terpasang yang sebesar 300 MW di Batam. Nantinya pihaknya bertekad akan menjadi mayoritas dalam kepemilikan pembangkit listrik.

Tahun ini kapasitas daya pembangkit di Batam bertambah sebesar 110 MW dari pengembang listrik swasta dan 24 MW dari PLN. Untuk penambahan kapasitas daya pembangkit listrik sebesar 24 MW itu, total kebutuhan investasi sekitar Rp 1,2 triliun.

Direncanakan, pada tahun 2014, PLN Batam akan membeli lagi 110 MW yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga gas.   

"Saat ini Singapura masih mencari masukan dari semua pemangku kepentingan, baik dari Malaysia maupun dari Batam," kata Dadan Koerniadipoera.

Pada prinsipnya, PLN Batam bersedia mengekspor listrik ke Singapura tetapi harus ada penalti karbon kepada pihak pengguna listrik itu, atas dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan, jika listrik yang dimpor berasal dari pembangkit listrik tenaga uap.  

"Untuk memenuhi kebutuhan ekspor listrik ke Singapura itu, harus dibangun pembangkit listrik dan infrastruktur terlebih dahulu. Kemungkinan pihak Singapura akan mengimpor listrik dari Johor, Malaysia, dan Batam. Karena pihak Singapura tidak mau bergantung dengan satu negara," ujarnya.

Kebutuhan tenaga listrik di Singapura pada tahun 2017 sekitar 2.000 MW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com