Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Pengedar Uang Palsu Diringkus

Kompas.com - 04/10/2012, 16:42 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Resor Gunung Kidul berhasil menangkap enam pelaku pengedar uang palsu. Dari tersangka, polisi mengamankan puluhan lembaran uang palsu dan mata uang asing.

Kapolres Gunung Kidul Ajun Komisaris Besar Ikhsan Amin mengungkapkan, keenam tersangka yang ditangkap itu antara lain H Mardjuki alias Sumar, warga Prambanan Sleman; Wasno Agus Saputro, warga Semanu, Gunung Kidul; Sri Lestari, warga Semanu, Gunung Kidul; Anastasya Dini Dinasti, warga Karanganyar; Much Zaidi, warga Magelang; dan Sakino, warga Banjarsari, Jawa Tengah.

Menurut Ikhsan, penangkapan para tersangka berdasarkan dari laporan warga yang merasa tertipu dengan uang palsu.

"Warga yang merasa tertipu melaporkan kepada kami tentang adanya pemalsuan uang. Dari laporan itu, kami melakukan penyelidikan dan hari ini berhasil menangkap komplotan pemalsu uang rupiah dan asing," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (4/10/2012)

Ikhsan menambahkan, dalam aksinya, tersangka menggunakan modus menukar satu uang asli dengan dua uang palsu yang nilainya sama.

Selain itu, para tersangka membelanjakan uang di toko kelontongan di wilayah pinggiran Gunung Kidul.

Polisi berhasil mengamankan 68 lembar uang Kroasia 100.000, 5 lembar 50.000, 2 lembar uang 10.000 dollar Singapore dan 63 pecahan 100.000 rupiah. Keenam tersangka itu membelanjakan uang palsu tersebut ke toko-toko di Gunung Kidul.

"Secara sepintas memang mirip dengan uang asli. Namun, kertas uang itu lebih halus dari uang asli dan sebagian besar memiliki nomor seri yang sama. Untuk memastikannya, kami harus membawa semua uang ke BI Yogyakarta," tegas Ikhsan.

Kini para tersangka pengedar uang palsu (upal) ditahan di sel Mapolres Gunung Kidul. Para tersangka akan dijerat Pasal 36 Ayat 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara, dan Pasal 245 KUHP.

"Dari hasil penangkapan ini, kami akan mengembangkan sampai semua sindikat pemalsuan uang, dari pengedar sampai pencetaknya tertangkap," andas Ikhsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com