Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbankan Sisir Data Nasabah Kartu Kredit

Kompas.com - 12/10/2012, 11:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perbankan terus menyisir data nasabah pemilik kartu kredit. Hal ini menindaklanjuti Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 dan Surat Edaran Nomor 14/27/DASP tentang penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran menggunakan kartu. Di dalam ketentuan itu, bank wajib menghimpun data terkini nasabah.

Menurut Steve Marta, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), kebijakan itu bisa diartikan sebagai upaya industri memilah-milah pemilik kartu dengan pendapatan di bawah Rp 10 juta per bulan dan yang berpenghasilan di atasnya. Lewat cara ini, bank bisa mengecek kelayakan nasabahnya untuk memiliki kartu lebih dari dua.

Ketentuannya sendiri tidak menyebut dengan jelas data seperti apa. "Namun, itu bisa berarti slip gaji atau surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) dan surat setoran pajak (SSP). Bergantung pada kebijakan masing-masing bank,” ujarnya, Kamis (11/10/2012).

Sebelumnya, Citibank Indonesia telah menyiarkan pesan elektronik kepada seluruh nasabah pemegang kartu kreditnya untuk mengirimkan fotokopi dokumen SPT 1721 atau SPT 1770, beserta SSP, dan fotokopi kartu tanda pengenal (KTP) sebelum 15 Oktober 2012. Bank lain, lanjut Steve, memiliki cara yang berbeda-beda melakukan pembaruan data nasabah.

Santoso, Senior General Manager Kartu Kredit Bank Central Asia (BCA), menjelaskan pihaknya sudah mewajibkan nasabah menyertakan slip gaji atau SPT saat mengakuisisi nasabah baru. Sedangkan nasabah lama tak terikat ketentuan. Dengan catatan, mereka tidak mengajukan permohonan fasilitas kredit baru atau meminta kenaikan batas kredit.

BCA sudah menggalakkan pembaharuan data ke nasabah lama. Bahkan, dengan mengiming-imingi hadiah. Tetapi cara ini kurang berhasil. "Harus nasabah itu sendiri  proaktif atau fasilitas kreditnya dibatasi. Kami sedang memikirkan cara lain seperti nasabah memperbarui data lewat situs perusahaan," katanya. Per September 2012, Nasabah kartu kredit BCA mencapai 2,2 juta hingga 2,3 juta, dengan outstanding utang kartu kredit berkisar Rp 5,9 triliun – Rp 6 triliun.

Bank Mandiri mengalami kesulitan serupa. Handayani, Senior Vice President for Consumer Cards Bank Mandiri, mengatakan pihaknya memberi hadiah 100 unit telepon genggam bagi 100 nasabah kartu kredit pertama yang menanggapi permintaan manajemen terkait pengkinian  data. Tapi nasabah tak merespons baik. "Dari total 2,6 juta pemilik kartu kredit, cuma 5 persen yang memperbaharui data," imbuh dia.

Kebijakan tersebut bersifat wajib, tapi tidak jelas sanksinya, baik bagi pemegang kartu maupun bank penerbit. Bank hanya bisa membatasi fasilitas kredit baru bagi nasabah yang malas memperbarui data.

Untuk pembaruan data, manajemen Bank Mandiri tidak mewajibkan menyerahkan fotokopi SPT dan SSP, melainkan hanya keterangan pendapatan bulanan berupa slip gaji. Per September 2012,  Mandiri membukukan outstanding kartu kredit sekitar Rp 4,6 triliun dari 1,8 juta kartu aktif. (Christine Novita Nababan/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com